BPPT Kembangkan Rapid Test Titer Antibodi Pascavaksinasi

Rapid test titer antibodi mengukur jumlah antibodi yang dihasilkan pascavaksinasi.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Vaksinator bersiap untuk melakukan vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Dago, Jalan Ir H Juanda, Kota Bandung, Rabu (20/1).Gubernur Jawa Barat sekaligus Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, sebanyak 4.070 tenaga kesehatan dan 69 pejabat publik, tokoh agama dan tokoh masyarakat di tujuh kabupaten/kota di Jawa Barat telah disuntik vaksin Covid-19. Titer antibodi yang muncul pascavaksinasi diharapkan bisa diketahui lewat rapid test yang dikembangkan BPPT.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan alat tes pengukur titer atau jumlah antibodi. Alat itu ditujukan untuk memonitor titer antibodi yang dihasilkan setelah diberikan vaksin Covid-19

"Rapid test (tes cepat) dilanjutkan, tapi bukan rapid test antibodi seperti biasa, tetapi mengarah pada pengukuran antibodi secara kuantitatif jadi kita nanti bisa memantau titer antibodi setelah vaksinasi," kata Deputi Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB) BPPT Soni Solistia Wirawan dalam dalam konferensi pers Outlook BPPT 2021 dan Capaian BPPT 2020, Jakarta, Kamis.

Soni menuturkan, BPPT juga akan melanjutkan pengembangan produk penanganan Covid-19 dari tahun 2020, seperti ventilator untuk unit perawatan intensif (ICU ) yang masih dibutuhkan dalam negeri dan laboratorium biosafety level (BSL) 2.  Selain itu, BPPT juga akan membuat imunomodulator dari herbal untuk peningkat daya tahan tubuh yang dibutuhkan terutama pada masa pandemi Covid-19.

Pada 2020 BPPT telah menghasilkan sejumlah produk hasil riset untuk penanganan Covid-19 yang mendukung penguatan 3T (testing, tracing, treatment). Soni menyebut, BPPT juga telah mengembangkan aplikasi dan database dengan kecerdasan artifisial untuk deteksi Covid-19 berbasis data X-Ray dan CT Scan, 14 data pengurutan genom virus penyebab Covid-19 yang dikumpulkan ke GISAID, Pantau Covid-19, dan Covid Track.

Untuk penguatan aspek pelacakan (tracing), produk yang dihasilkan adalah alat tes cepat Covid-19 ialah RDT RI-GHA Covid-19 untuk deteksi IgG/IgM. Alat tersebut tercipta dari hasil kerja sama BPPT, Universitas Gadjah Mada, Hepatika, dan Universitas Airlangga.

Baca Juga

Lalu ada RDT iCovid-19 untuk deteksi IgG/IgM yang merupakan hasil kerja sama BPPT, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran, dan pakar Biomedika. Pada penguatan aspek pengujian (testing), produk yang dihasilkan meliputi reagen PCR test kit BioCov-19 dan mBioCov-19 sebagai hasil kerja sama BPPT, Nusantics, dan PT Bio Farma.

Selanjutnya, menurut Soni, ada lab mobile BSL 2 varian kontainer, trailer, dan bus, sebagai hasil kerja sama BPPT, Kementerian Riset dan Teknologi, ITB, Institut Pertanian Bogor, IAIS, Bio Farma, Unisba, Kementerian Kesehatan, Asosiasi Bio Resiko, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dan TNI Angkatan Darat. Kemudian, ada prototipe biosensor SPR untuk deteksi langsung virus penyebab Covid-19 yang merupakan hasil kerja sama BPPT, ITB, dan Universitas Padjadjaran.

Untuk penguatan aspek pengobatan (treatment), produk yang dihasilkan adalah ventilator dan produksi beberapa sarana kesehatan berupa alat penyanitasi tangan, desinfektan, mobile hand washer, face shield, dan Biskuneo.

 
Berita Terpopuler