Penyebab Banjir Gunung Mas Puncak, Ade: Masih Diinvestigasi

Kejadian banjir bandang ini baru pertama kali terjadi di kawasan Gunung Mas.

dok. Istimewa
Bupati Bogor, Ade Munawaroh Yasin saat meninjau lokasi pengungsian warga Komplek Gunung Mas Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, Rabu (20/1).
Rep: Shabrina Zakaria Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor belum bisa menerka apa penyebab banjir bandang yang melanda Komplek Gunung Mas, Cisarua, Kabupaten Bogor. Sebab, hal tersebut masih diinvestigasi Badan Informasi Geospasial (BIG).

Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin mengatakan, ada hal yang harus dipelajari seperti apakah ada kesalahan dalam pengaturan tata ruang atau ada penggundulan di hutan bagian atas. Sehingga, menyebabkan sungai tidak mampu menampung air serta material banjir. 

Untuk itu, Ade Yasin mengaku, tidak berani mengatakan penyebab banjir secara sembarangan. “Jadi saya juga tidak berani sembarangan mengatakan ini akibat ini, akibat ini, kan belum ketauan kok. Saya belum terima laporan seutuhnya, karena kita tidak boleh menerka-nerka ya. Jadi harus ada kajian profesional dari para ahli,” ucapnya kepada wartawan di Gunung Mas Puncak, Rabu (20/1).

Genangan lumpur dan material banjir di kawasan Komplek Gunung Mas Puncak, Kabupaten Bogor, pasca banjir bandang, Selasa (19/1). - (Republika/Shabrina Zakaria)
 
 

Ade Yasin mengatakan, banjir bandang ini baru pertama kali terjadi di kawasan Gunung Mas. Meskipun, untuk longsor kecil memang sempat terjadi di beberapa titik sebelumnya.

 

Maka, terkait recovery wilayah, Ade mengatakan, Pemkab Bogor akan melihat dulu kondisi terkini di lokasi kejadian. Namun, material banjir seperti lumpur, bebatuan, dan batang pohon tengah dibersihkan oleh tim gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, pemadam kebakaran (Damkar), TNI-Polri, serta Taruna Siaga Bencana (Tagana). 

Recovery wilayah nanti kita lihat kondisinya. Karena belum ada laporan kondisi seperti apa, tergantung kondisinya kita lihat. Tapi ya lebih baik secepatnya,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Ade, di tengah kondisi dan cuaca saat ini, Desa Tanggap Bencana (Destana) dan Tagana harus bersiaga. Terutama di titik-titik rawan bencana.

“Tapi kita juga tidak tau bencana ini kan tiba-tiba. Jadi yang penting siaga aja dulu supaya tidak terjadi kerusakan yang lebih besar,” pungkasnya.

 
Berita Terpopuler