Beragamnya Kabinet Biden, Ada Muslim, Asia, dan Palestina

Kabinet Biden disebut-sebut sebagai kabinet paling beragam dalam sejarah AS.

AP/Matt Slocum
Beragamnya Kabinet Biden, Ada Muslim, Asia, dan Palestina. Presiden AS terpilih, Joe Biden.
Rep: Kiki Sakinah Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Joe Biden akan dilantik pada 20 Januari 2020. Kabinet Biden ini disebut-sebut sebagai kabinet yang paling beragam dalam sejarah dan yang terlihat seperti Amerika.

Baca Juga

Di kabinet Biden ini terdapat sejumlah pejabat India-Amerika dan untuk pertama kalinya dua wanita Kashmir. Pasangan Biden, Kamala Harris, wanita setengah kulit hitam dan setengah India, akan menjadi wanita pertama yang dilantik sebagai wakil presiden pada Rabu besok.

Harris bukan satu-satunya anggota kabinet Biden yang berasal dari komunitas minoritas. Adapula seorang pria kulit hitam yang mengepalai Pentagon, seorang kepala keamanan tanah air Latin, sekretaris kabinet asli Amerika, dan sosok menteri transportasi yang terbuka.

Jabatan tersebut telah diisi dengan sejumlah besar penunjukan India-Amerika dan juga Muslim. Untuk orang India-Amerika saja, setidaknya ada 20 nama calon atau orang yang ditunjuk, 13 di antaranya adalah wanita. Dua dari mereka dengan posisi teratas adalah Neera Tanden dan Vivek Murthy.

Tanden dikenal sebagai pengguna Twitter yang kontroversial dan kepala lembaga pemikir Center for American Progress yang condong ke Demokrat. Dia telah dinominasikan sebagai Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran Gedung Putih (OMB).

Sementara Murthy dinominasikan sebagai kepala layanan kesehatan publik Amerika, US Surgeon General. Ia memegang kembali peran yang dia emban selama pemerintahan Barack Obama. Murthy, yang telah menjadi ketua bersama di dewan penasihat Covid-19 Biden, diharapkan akan memainkan peran penting dalam bertindak sebagai pakar medis dan wajah publik terbaik dari upaya pandemi ini.

 

Untuk pertama kalinya, kabinet pemerintahan Amerika diisi oleh dua orang India-Amerika yang memiliki asal-usul Kashmir. Mereka ialah Aisha Shah dan Sameera Fazili.

Aisha Shah ditunjuk sebagai Manajer Kemitraan di Kantor Strategi Digital Gedung Putih. Sementara itu, pakar pembangunan masyarakat dan ekonomi Fazili telah ditetapkan untuk menduduki posisi Wakil Direktur di Dewan Ekonomi Nasional AS (NEC).

Fazili sebelumnya menjabat sebagai penasihat kebijakan senior di NEC Gedung Putih dan sebagai penasihat senior di Departemen Keuangan AS. Penunjukan Fazili ini membuat keluarga besarnya di Srinagar bangga.

Paman Sameera, Rouf Fazili, menyebut hal itu sebagai momen yang membanggakan bagi Kashmir. Ia mengatakan, meski Sameera tidak lahir di sana dan orang tuanya meninggalkan Lembah Kashmir pada awal 1970-an, namun Sameera Fazili tetap mempertahankan kedekatan yang kuat dengan Kashmir.

NEC juga memiliki orang Amerika keturunan India lainnya. Ada Bharat Ramamurti, mantan penasihat ekonomi untuk kampanye presidensial 2020 dari Senator Elizabeth Warren dan yang juga akan mengambil peran sebagai Wakil Direktur.

Diplomat veteran Uzra Zeya disebut sebagai Wakil Menteri Luar Negeri untuk Keamanan Sipil, Demokrasi, dan Hak Asasi Manusia. Sebagai penasihat utama pemerintahan Obama selama Musim Semi Arab, Zeya sebelumnya pernah bertugas di Delhi.

 

Untuk pertama kalinya dalam pemerintahan AS juga akan ada orang Asia Selatan non-India. Mereka di antaranya, Ali Zaidi dari Pakistan-Amerika yang ditetapkan menjadi Deputi Penasihat Iklim Nasional, Rohini Kosoglu dari Sri Lanka-Amerika sebagai Penasihat Kebijakan Domestik untuk Wakil Presiden, dan warga keturunan Bangladesh-Amerika Zayn Siddique yang akan ditunjuk menjadi Wakil Kepala Staf Gedung Putih.

Sementara pilihan Arab-Amerika pertama Biden, ada Reema Dodin yang diangkat sebagai Wakil Direktur Kantor Urusan Legislatif Gedung Putih pada November lalu. Sebuah pilihan terobosan sebagai wanita Muslim Palestina, Dodin membawa pengalaman politik selama 15 tahun ke kamp Biden.

Dewan Keamanan Nasional (NSC) yang sangat penting juga telah menerima tiga rekrutan India-Amerika. Mereka di antaranya, Tarun Chhabra sebagai Direktur Senior untuk Keamanan Nasional dan Teknologi, Sumona Guha sebagai Direktur Senior untuk Asia Selatan, dan Shanthi Kalathil sebagai Koordinator untuk Demokrasi dan Hak Asasi Manusia.

Di antara lingkaran dalam Biden, Vinay Reddy dinobatkan sebagai Direktur Speechwriting (penulisan pidato) setelah sebelumnya menjabat sebagai penasihat senior dan penulis pidato untuk kampanye Biden-Harris. Selanjutnya, Vedant Patel akan menempati kursi sebagai Asisten Sekretaris Pers untuk Presiden, dan merupakan orang India-Amerika ketiga yang pernah menjadi bagian dari korps pers Gedung Putih.

Selain itu, ada pengacara hak sipil Vanita Gupta yang dicalonkan sebagai Jaksa Agung Muda di Departemen Kehakiman. Tidak hanya kabinet Biden, tim Ibu Negara masa depan Jill Biden juga terdiri dari tiga wanita Asia Selatan.

Nama tersebut di antaranya, Mala Adiga sebagai Direktur Kebijakan dan Garima Verma akan menjadi Direktur Digital Kantor Ibu Negara. Sementara Sabrina Singh ditunjuk sebagai Wakil Sekretaris Pers.

Biden berulang kali menegaskan dia berencana memiliki pemerintahan yang mencerminkan keragaman negara. Sementara itu, ia bisa menghadapi dampak politik jika dia tidak menegakkan janji yang semakin penting bagi para pendukung Demokrat.

"Kabinet ini akan lebih mewakili rakyat Amerika daripada kabinet lainnya dalam sejarah," kata Biden kepada wartawan pada Desember lalu, dilansir di TRT World, Selasa (19/1).

Selama kampanyenya, Biden mengindikasikan dia akan merekrut orang Asia Selatan-Amerika, dan orang India pada khususnya. "Sebagai Presiden, saya juga akan terus bergantung pada diaspora India-Amerika, yang membuat kedua negara kita tetap bersatu, seperti yang saya lakukan sepanjang karier saya," ujarnya saat berpidato di depan komunitas India-Amerika selama hari kemerdekaan India tahun lalu.

Biden juga berjanji menambahkan Muslim ke dalam kabinetnya selama webinar untuk pemilih Muslim-Amerika pada Juli 2020. Pada hari pertamanya menjabat, Biden berencana mengeluarkan sejumlah perintah eksekutif, termasuk satu hal yang membatalkan larangan perjalanan kontroversial di beberapa negara yang mayoritas penduduknya Muslim.

 

https://www.trtworld.com/magazine/meet-the-south-asian-and-muslim-americans-in-biden-s-cabinet-43367

 
Berita Terpopuler