Cara Cerdas Ratu Bilqis Lawan Kudeta Amr bin Abrahah

Ratu Bilqis terkenal dengan kepiawaiannya memimpin.

Pixabay
Cara Cerdas Ratu Bilqis Lawan Kudeta Amr bin Abrahah
Rep: Imas Damayanti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratu Bilqis pemimpin kerajaan kuno di negeri Saba terkenal dengan kepiawaiannya memimpin. Kecerdasan dan kecakapan Ratu Bilqis bahkan mampu menggagalkan kudeta yang menimpanya.

Baca Juga

Dalam buku Ensiklopedia Wanita Alquran karya Imad Al-Hilali dijelaskan, Ratu Bilqis yang merupakan keturunan bangsa Semit memang dikenal dengan ketajaman pikirannya. Dia senang dengan pembangunan, kemakmuran, dan peradaban. Bahkan di samping itu, kecantikan, keluhuran, dan kekuasaannya sering kali dijadikan contoh.

Ratu Bilqis mewarisi kekuasaannya dari sang ayah. Setelah ia berkuasa, ia menjadikan Ma’rib sebagai pusat kekuasaan.

Namun demikian, begitu ia naik takhta, masyarakatnya diprovokasi oleh Amr bin Abrahah untuk tidak menyukai pemimpin perempuan. Mereka pun berencana menentang dan membangkang terhadap pemerintahan Ratu Bilqis.

Melalui Amr bin Abrahah, ia pun mulai merancang kudeta licik terhadap Ratu Bilqis. Dia mengerahkan pasukan yang hebat dan menyerang Ratu Bilqis dengan bala tentara itu.

 

Ratu Bilqis yang diserang dengan pasukan mumpuni itu pun tak mampu menahan serangannya sehingga ia melarikan diri, namun sayangnya berhasil ditangkap. Usai ditangkap, Ratu Bilqis pun didudukkan di meja Khamer dengan tujuan ia akan dicekokinya sampai mabuk.

Sehingga ketika mabuk, Amr bin Abrahah dapat berleluasa melucuti kehormatannya sebagaimana yang sering ia lakukan kepada para putri kerajaan lainnya. Namun, Ratu Bilqis adalah wanita cerdas.

Begitu melihat Amr mabuk, ia berpura-pura mengambil sedikit khamr. Padahal tujuannya mengeluarkan sebilah pisau yang disembunyikan di balik rambutnya. Maka tanpa berpikir panjang, ia pun menyembelih Amr yang sedang mabuk.

Sejak saat itu ia memproklamasikan diri sebagai Ratu Kerajaan Saba. Maka setelah kerajaannya telah berdiri tegak, Ratu memutuskan mengerahkan pasukan besar ke wilayah Makkah dan menguasainya.

Dari situ, pasukannya bertolak ke Babil, Nahawand, dan Azerbeizan untuk mengekspansi wilayah-wilayahnya. Setelah misi ekspansinya berhasil, Ratu Bilqis dan pasukannya pun kembali ke Yaman.

 

Kerajaan Ratu Bilqis

Setelah suasana kerajaannya semakin jernih, Ratu Bilqis mulai mengerjakan proyek-proyek besar di kerajaannya dengan tujuan kemakmuran rakyat. Di antaranya adalah proyek bendungan Ma’rib, membangun istana megah yang lebih dikenal dengan nama Istana Bilqis, mendirikan bangunan-bangunan tinggi, termasuk mendirikan singgasana dari emas yang dipadukan dengan permata dan batu-batu mulia lainnya.

Tak hanya itu, Ratu Bilqis juga membentuk dewan permusyawaratan yang beranggotakan 312 orang. Masing-masing anggota membawahi 10 ribu orang laki-laki yang dikenal kesucian diri dan keluhurannya.

Maka layaknya ratu pada umumnya, Ratu Bilqis pun memiliki pengawal dan para pelayan. Baik dari kalangan pria maupun wanita. Saat itu, Ratu Bilqis masih seorang gadis alias belum menikah sebelum akhirnya lumrah diketahui setelah itu ia menikah dengan Nabi Sulaiman bin Dawud.

Kisah pertemuan Ratu Bilqis dan Nabi Sulaiman pun bahkan diabadikan Alquran. Kisah cinta keduanya sangat menarik sebab secara tidak langsung mereka dipertemukan oleh burung Hud-Hud yang saling beterbangan melirik kerajaan masing-masing yang unik dan megah.

Di satu sisi kerajaan Ratu Bilqis yang megah, di sisi lain kerajaan Nabi Sulaiman pun megah dan unik dengan bala tentaranya tak hanya dari kalangan manusia, tapi dari kalangan binatang hingga jin. Keduanya pun akhirnya berjodoh sebagaimana yang kerap dituliskan dalam literatur sejarah Islam.

 
Berita Terpopuler