Pertamina Diminta Operasikan Blok Migas tak Ekonomis

Pertamina mempertimbangkan untuk mengembalikan sebagian blok migas ke pemerintah.

Ladang migas
Rep: Intan Pratiwi Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tetap meminta Pertamina untuk bisa mengoperasikan lapangan migas yang masih berlangsung kontraknya meski tak lagi ekonomis. Pemerintah membuka ruang diskusi mengenai persoalan ini.

Baca Juga

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menjelaskan memang Pertamina melaporkan ada lapangan yang masuk dalam kluster undevelopment field. Hanya saja, lapangan tersebut terbagi atas dua jenis. Pertama, lapangan yang sudah habis kontrak dan lapangan yang sebenarnya masih kewajiban Pertamina untuk mengembangkan.

"Kalau lapangan itu sudah tidak dikembangkan Pertamina dan waktunya dikembalikan ke pemrinath itu sudah menjadi hak pemerintah. Kedua, kalau memang masih masa kontrak tapi gak dikembangkan, maka lapangan itu perlu dikembangkan oleh Pertamina," ujar Tutuka di Kementerian ESDM, Senin (18/1).

Menurut Tutuka lapangan yang masih berkontrak tersebut bukan berarti tak bisa diproduksi. Sebab, cadangan yang ada selama ini sudah terbukti. Hanya saja ia tak menampik secara keekonomian proyek mungkin saja lebih mahal.

"Kami menawarkan pertama, kordinasi permasalahan apa teknis dan keekonomian yang dihadapi dan kiranya bagaimana untuk mengoperasikan kembali yang sebetulnya sudah proven kan. Misalnya, meninjau kembali biayanya berapa," ujar Tutuka.

 

 

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mempertimbangkan untuk mengembalikan sebagian blok minyak dan gas yang dikelola ke pemerintah. Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan saat ini rencana tersebut dikaji dalam rangka mengoptimalkan kinerja hulu migas Pertamina.

“Saat ini sedang dievaluasi terhadap beberapa blok migas yang berskala kecil untuk mungkin dapat dikerjasamakan dengan pihak lain,” kata Fajriyah.

Meski ESDM meminta Pertamina tetap mengoperasikan lapangan tak produktif ini, namun SKK Migas menilai langkah Pertamina mengembalikan lapangan tak produktif tersebut ke pemerintah merupakan langkah yang strategis.

Fatar Yani Abdurrahman, Wakil Kepala SKK Migas, menyambut baik jika Pertamina melepas blok-blok yang tidak lagi produktif. “Jadi dia (Pertamina) benar-benar fokus ke yang menghasilkan ke yang produktif. Kalau sekarang yang kecil-kecil produksi 500-300 barel per hari buang-buang energi, proses bisnis sama, pengadaan sama jumlah engineering sama, tapi result-nya nggak kelihatan lebih bagus. Mereka ramai-ramai saja keroyokin yang besar-besar,” kata Fatar.

Menurut Fatar, jika rencana tersebut direalisasikan, Pertamina tentu akan memiliki kekuatan lebih untuk memaksimalkan kinerja lapangan-lapangan produksi dengan lebih baik karena banyak sumber daya yang terlibat. “Nggak ada alasan lagi enggak cukup man power,” tegas Fatar.

 

 
Berita Terpopuler