Bantu Korban Gempa, PLN Terjunkan Tenaga Medis di Mamuju

Sembilan tim medis diterjunkan untuk membantu masyarakat terdampak gempa.

Antara/Abriawan Abhe
Tim SAR gabungan melakukan pencarian korban gempa bumi di Rumah Sakit Mitra Manakarra di Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (18/1/2021). Memasuki hari keempat pascagempa bumi, tim SAR gabungan terus melakukan pencarian korban di sejumlah lokasi, sementara BNPB menyatakan berdasarkan data per 17 Januari 2021 pukul 19.00 WITA jumlah korban gempa bumi yang meninggal berjumlah 81 orang.
Rep: Adinda Pryanka Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- PLN menerjunkan tenaga medis untuk membantu korban terdampak gempa di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat (Sulbar). Bantuan ini diberikan selain upaya memulihkan kelistrikan di dua daerah yang diguncang gempa dengan magnitudo 6,2 skala richter (SR) pada Jumat (15/1) tersebut.

Baca Juga

Tenaga medis yang diturunkan PLN berjumlah sembilan orang, yakni empat dokter dan lima perawat. Selain itu, terdapat dua ambulans untuk membantu mengevakuasi korban terdampak gempa.

Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN Agung Murdifi mengungkapkan, kegiatan ini merupakan bagian dari program PLN Peduli yang didukung oleh Yayasan Baitul Mal (YBM) PLN. Hadirnya tenaga medis ini diharapkan dapat membantu masyarakat terdampak gempa memperoleh pelayanan medis.

"Ini merupakan wujud kepedulian PLN, sejak awal gempa kami sudah turun mulai dari kelistrikannya, kami buka posko bantuan dan dapur umum selain melayani tim kita juga layani masyarakat," ucapnya dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Senin (18/1).

Tidak hanya dokter umum, Agus menambahkan, PLN juga menerjunkan dokter spesialis bedah tulang untuk membantu korban gempa.

"Kami kirimkan juga dokter spesialis tulang, untuk membantu tenaga kesehatan yang sudah ada di sini guna menangani korban. Kami akan berkoordinasi dengan Tim Satgas Penanganan Bencana yang ada," katanya.

 

Salah satu dokter, Ghania, menuturkan, timnya dapat memberikan pelayanan kesehatan hingga mencapai 100 pasien tiap hari. Gejala yang paling sering ditemui antara lain, demam, flu, pusing, dan diare.

"Keluhan-keluhan ini memang kerap terjadi ketika bencana, terutama jika tinggal di pengungsian," tuturnya.

Dalam pandemi Covid-19, Ghania terus mengingatkan kepada masyarakat, untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak dan sering mencuci tangan. Khususnya bagi mereka yang tinggal di posko pengungsian.

Selain menerjunkan tenaga medis, hingga Senin  pagi, PLN Peduli juga sudah menyalurkan bantuan senilai Rp 598 juta kepada korban gempa. Bantuan tersebut diberikan dalam bentuk bahan pangan, tenda dan terpal, pakaian, selimut, obat-obatan, perlengkapan medis serta alat penampungan air bersih.

 

Bantuan yang ada disalurkan melalui beberapa posko pengungsian di Mamuju dan Majene, antara lain Posko Pengungsian Kayuangin Malunda, SPN Makkatta dan Tappalang.

 
Berita Terpopuler