Covid-19 pada Neuron Dapat Rusak Jaringan Otak

Area di dekat sel yang terinfeksi menandakan peningkatan kematian sel

Pixabay
Otak manusia (Ilustrasi). Studi terbaru dari Yale School of Medicine, di New Haven baru-baru ini menyimpulkan jika SARS-CoV-2 dapat menginfeksi sel saraf dan menghambat aliran darah di sistem saraf pusat.
Rep: Zainur Mahsir Ramadhan Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, Studi terbaru dari Yale School of Medicine, di New Haven baru-baru ini menyimpulkan jika SARS-CoV-2 dapat menginfeksi sel saraf dan menghambat aliran darah di sistem saraf pusat. Bahkan, bukti dari studi itu juga ditunjukkan dengan bagaimana SARS-CoV-2 dapat langsung menginfeksi sel di sistem saraf pusat (SSP) dan menyebabkan kerusakan jaringan.

Dikutip dari Pakistan Observer Senin (18/1), hasil penelitian yang terbit di Journal of Experimental Medicine itu, hingga kini masih melanjutkan penelitiannya. Khususnya, untuk menyelidiki bagaimana fungsinya di dalam berbagai organ.

Lebih lanjut, penelitian diketahui mendapat pembaruan informasi mengenai pencegahan dan pengobatan wabah Covid-19. Berdasarkan informasi umum, SARS-CoV-2 memang menginfeksi jaringan paru-paru dengan mengikat reseptor angiotensin converting enzyme 2 (ACE 2) pada permukaan sel. Setelah berikatan dengan sel, virus dapat masuk ke dalamnya dan menyebabkan gejala pernafasan seperti sesak napas dan batuk kering.

Namun, dalam penelitian terbaru ini, ditunjukkan jika virus juga dapat menginfeksi sel di SSP, yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Hasil ini tentu membantu menjelaskan peningkatan jumlah pasien dengan gejala neurologis, termasuk pusing, kebingungan, stroke, dan koma.

Tak hanya itu, penelitian ini juga menambah khazanah informasi sebelumnya yang menganalisis mekanisme infeksi sel saraf. Utamanya, untuk mengeksplorasi sejauh mana hasil dan dampak infeksi.

Baca Juga

Dalam proses penelitiannya, tim tersebut menggunakan tiga model otak yang berbeda organoid otak manusia, tikus rekayasa genetika, dan otopsi orang dengan Covid-19 yang telah meninggal.

Dijelaskan, studi ini pertama-tama meneliti potensi SARS-CoV-2 untuk menginfeksi otak menggunakan organoid otak manusia - model 3D yang diproduksi di laboratorium dari sel induk individu yang sehat.

Para ilmuwan, juga menggunakan model organoid otak untuk menganalisis pertanyaan serupa tentang infeksi saraf selama epidemi virus Zika 2015-2016. Dalam penelitian ini, organoid diketahui menumpuk sel SARS-CoV-2-positif dalam wilayah otak tertentu. Hal itu, memberikan bukti bahwa virus dapat menginfeksi neuron dan menggandakan dirinya sendiri. Area di dekat sel yang terinfeksi ini juga menandakan peningkatan tingkat kematian sel.

Namun, di akhir diketahui, jika sebagian besar sel mati tersebut, belum terinfeksi. Sel tetap rentan terhadap infeksi atau kematian sel, tetapi jarang terhadap keduanya.

 
Berita Terpopuler