Varian Covid-19 Inggris Dapat Mendominasi AS pada Maret

Varian virus Covid-19 dari Inggris diyakini dua kali lebih menular dari saat ini.

EPA-EFE/FACUNDO ARRIZABALAGA
Varian Covid-19 Inggris Dapat Mendominasi AS pada Maret. Pejalan kaki berjalan di jembatan Millennium di London, Inggris, 05 Januari 2021. Inggris telah memasuki penguncian nasional terberat sejak Maret untuk membantu membendung gelombang meningkatnya kasus penyakit coronavirus (COVID-19) di seluruh negeri. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan pada 4 Januari malam bahwa akan ada penguncian nasional ketiga di Inggris. Peraturan tersebut, diharapkan akan tetap berlaku hingga pertengahan Februari, akan diajukan di parlemen pada 5 Januari dan akan dilakukan pemungutan suara pada 6 Januari.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Varian baru virus corona yang sangat menular dan pertama kali terdeteksi di Inggris dapat menjadi varian dominan di Amerika Serikat pada Maret, seperti diperingatkan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC), Jumat (15/1).

Baca Juga

Varian yang dikenal sebagai B.1.1.7 itu diyakini dua kali lebih menular dari versi virus saat ini yang beredar di AS. Sejauh ini, 76 orang dari 10 negara bagian AS terinfeksi virus varian Covid-19 Inggris.

Penyebarannya yang cepat dapat menambah beban sumber daya kesehatan pada saat infeksi melonjak, semakin melemahkan sumber daya kesehatan yang kewalahan. Keadaan itu sekaligus meningkatkan kepentingan semua pihak untuk mematuhi strategi mitigasi dengan lebih baik, seperti penjagaan jarak fisik, dan penggunaan masker.

 

Varian yang mudah sekali menular itu juga meningkatkan persentase populasi yang harus divaksin agar dapat mencapai kekebalan kelompok pelindung guna mengendalikan pandemi.

"Tingginya penularan varian B.1.1.7 memaksa implementasi strategi kesehatan publik yang teliti untuk mengurangi penularan sekaligus mengurangi potensi dampak B.1.1.7, memakan waktu kritis untuk meningkatkan cakupan vaksinasi," tulis pejabat kesehatan AS.

 

Varian itu, yang meliputi sejumlah perubahan genetik, membuat virus lebih dapat ditularkan dari manusia ke manusia. Perubahan itu tidak diyakini bisa menyebabkan penyakit lebih parah, tetapi tingkat transmisi yang lebih tinggi akan berarti lebih banyak kasus dan lebih banyak kematian.

 
Berita Terpopuler