Penguburan Naik 10 Kali Lipat di Pemakaman Muslim London

85 persen orang yang dimakamkan di sana meninggal akibat Covid-19.

AP Photo/Matt Dunham
Penguburan Naik 10 Kali Lipat di Pemakaman Muslim London. Relawan mengenakan pakaian pelindung dan masker di Masjid Jamia Tengah Ghamkol Sharif, Birmingham, Inggris. Ilustrasi
Rep: Muhyiddin Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penguburan di salah satu pemakaman Muslim di London meningkat hingga 10 kali lipat. Seorang direktur pemakaman tersebut, Haseena Zaman telah melihat sendiri 85 persen orang yang dimakamkan di sana meninggal akibat Covid-19.

Baca Juga

Seperti dilaporkan ITV News, di pamakaman Muslim tersebut kini dilakukan 20 penguburan dalam sehari. Haseena Zaman bahkan menunjukkan kepada Koresponden ITV News, John Ray, sebuah ruang penyimpanan yang penuh dengan 30 peti mati.

Menurut Zaman, dalam beberapa waktu ke depan akan lebih banyak lagi orang yang akan dimakamkan karena Covid-19. "Kami berada di mata badai. Dan badai akan ada di sini selama dua minggu ke depan, mungkin bulan depan, mungkin enam minggu, dan kami harus berada di sini untuk menjaga orang,” ujar Zaman dilansir laman resmi ITV, Sabtu (16/1).

Di pemakaman Muslim tersebut, beberapa keluarga menguburkan lebih dari satu anggota keluarga. Seorang Muslim London, Mahir Rahman juga berada di pemakaman itu saat keluarganya menguburkan neneknya.

Di pun menjelaskan bagaimana awalnya dia tertular Covid-19 dan kemudian menyebar ke saudara laki-lakinya, ibunya, dan bibinya. Ayahnya juga baru-baru ini dirawat di rumah sakit Covid-19, di mana dia menjadi kritis dan dalam perawatan intensif.

Rahman juga menggambarkan cara ayahnya berbicara dengannya ketika dia menderita virus di rumah sakit. "Baginya yang berada di rumah sakit takut dia akan mati, itu mengubah Anda sebagai pribadi. Jadi bagi saya, itu membawa saya lebih dekat kepada Tuhan tetapi itu juga membuat saya mengerti seberapa besar risiko kita semua," kata Rahman.

 

Ketika jumlah kematian Covid-19 Inggris meningkat secara tajam, gelombang kedua ini sangat besar dampaknya terhadap komunitas Muslim Inggris. Karena, seluruh keluarga mereka juga terkena dampaknya.

Menurut data yang dirilis oleh Office for National Statistics (ONS) pada 2020, Muslim Inggris telah menjadi salah satu komunitas yang paling terpukul dengan adanya Covid-19. Sekitar 100 masjid menjadikan sholat Jumat sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran terhadap virus corona dan menghilangkan mitos seputar vaksinasi.

Para imam telah setuju untuk difilmkan sebagai upaya menginspirasi kepercayaan terhadap vaksinasi. Mereka juga menunjukkan vaksinasi diperbolehkan dan halal.

Sementara itu, Ketua Dewan Penasihat Nasional Masjid dan Imam, Imam Qari Asim mengatakan, "Beberapa kampanye yang telah dijalankan, kami melihat bahwa karena webinar, orang-orang mengubah pandangan mereka tentang vaksin ini dan ada penggunaan yang lebih besar dari vaksin ini di komunitas Muslim,” ungkapnya.

Dia menambahkan, informasi yang salah dapat mengakibatkan seseorang kehilangan nyawanya dan itu adalah salah satu prinsip inti Islam, bahwa perlindungan terhadap nyawa seseorang sangat penting. “Pesan saya kepada komunitas Muslim adalah ini adalah kewajiban etis, kewajiban moral kita untuk divaksin setiap kali ada kesempatan. Jangan lewatkan kesempatan divaksin dan menyelamatkan nyawa,” katanya.

https://www.itv.com/news/2021-01-15/covid-funeral-director-warns-worst-is-yet-to-come-as-daily-burials-up-tenfold-in-one-muslim-cemetery

 
Berita Terpopuler