'Goodbye Ananda Fadly, Papa Ikhlas'

Korban jatuhnya Sriwijaya Air yang bisa diidentifikasi mulai dimakamkan.

Republika/dadang kurnia
Prosesi pemakaman Fadly Satrianto, salah satu korban jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di TPU Keputih, Surabaya, Jumat (15/1).
Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dadang Kurnia, Antara

Raut sedih terpancar jelas dari wajah Sumarzen Marzuki dan Ninik Andriyani saat mengantarkan jenazah putra bungsunya, Fadly Satrianto, ke tempat persemayaman terakhir, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih, Sukolilo, Surabaya, Jumat (15/1). Fadly merupakan salah satu korban jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang mengalami kecelakaan di perairan Kepulauan Seribu dalam penerbangan rute Jakarta-Pontianak pada  Sabtu (9/1) siang.

Sumarzen yang awalnya mencoba tegar, tak kuasa menahan tangis di akhir-akhir sambutan jelang jenazah sang anak dikuburkan. Tepatnya saat mengucapkan salam perpisahan kepada jenazah anakny. Meski demikian, Sumarzen menegaskan ikhlas atas kepergian sang anak.

"Goodbye ananda Fadly Satrianto. Papa ikhlas," ucap Sumarzein yang kemudian diikuti tangisan.

Sumarzen mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat pencarian jenazah sang anak, hingga akhirnya ditemukan dan dapat diidentifikasi. Sumarzen juga memohon agar semua pihak yang mengenal Fadly, bersedia memaafkan semua kesalahan sang anak.

"Seandainya ada kesalahan dari tindak tanduk, perbuatan ananda kami ini, tolong dimaafkan," kata Sumarzen.

Sumarzen menyatakan, dipilihnya TPU Keputih atas keinginan keluarga. Mengingat rumah kakak-kakak dan nenek almarhum, berada tidak jauh dari area pemakaman tersebut. "Dimakamkan di sana karena supaya dekat dengan kakak-kakaknya kan rumahnya di sana. Neneknya juga di dekat-dekat situ," ujar Sumarzen.

Tidak hanya keluarga dan sanak saudara, teman sekolah, hingga rekan kerja juga turut mengantarkan jenazah Fadly ke tempat persemayaman terakhir. Doni contohnya, salah satu rekan kerja Fadly yang mengaku sangat kehilangan atar kepergian almarhum. Apalagi almarhum dikenal rekan-rekannya sebagai orang yang baik.

"Kami sangat merasa kehilangan, beliau orang baik. Mudah-mudahan almarhum diterima di sisi Allah SWT dengan amal ibadahnya, amin," kata Doni, salah satu pilot Nam Air.

Selain Fadly, jenazah pramugari asal Bali, Mia Tresetyani, juga sudah diidentifikasi. Mia rencananya akan dimakamkan di Pemakaman Kristen Taman Mumbul, Badung, Bali.

"Kapan tiba jenazahnya akan menunggu keputusan dari pemerintah, dan juga kita akan menunggu update dari pihak Sriwijaya Air. Korban akan dimakamkan di pemakaman kristen, Mumbul, Badung, Bali," kata saudara sepupu korban, Yudi Irawan, saat ditemui di kediamannya di Denpasar, Jumat (15/1).

Ia mengatakan untuk proses pemulangan, keluarga sudah mengambil kata sepakat untuk menjemputnya di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali. "Kami juga sudah memastikan ke pihak maskapai agar mohon dikawal oleh teman sejawat atau ada teman karibnya yang kebetulan teman sejawat selama di Sriwiajaya Air. Kita mengurangi mobilisasi, di tengah pandemi saat ini sebaiknya memang dilakukan,"katanya.

Pihak keluarga menerima informasi terkait telah teridentifikasinya jenazah korban Mia Tresetyani, kemarin (14/01), sekitar pukul 18.00 WITA. Kabar tersebut diperoleh dari teman-teman korban di Sriwijaya Air bahwa jenazahnya sudah teridentifikasi.

"Kami masih menunggu informasi pencarian yang dilakukan. Siapa tahu di pencarian berikutnya ketemu bagian yang lain dari jenazah Mia,"ucap Yudi. Keluarga berharap proses penjemputan jenazah korban Mia Tresetyani dapat dikawal dengan baik, kemudian dibantu juga memudahkan dari segi mobilitas dari Bandara hingga tiba di rumah duka.







Baca Juga

Sebelumnya, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Bali melakukan pengambilan sampel DNA terhadap kedua orang tua Mia Tresetyani, di kediamannya di Denpasar, Bali. Pengambilan sampel DNA itu dilakukan berdasarkan hasil koordinasi dengan Laboratorium DNA Pusdokkes Polri dan tim antemortem di Jakarta.

Kemarin, Tim SAR gabungan telah menghimpun 67 kantong dari hasil pencarian terkait Sriwijaya Air SJ 182, Kamis (14/1). Puluhan kantong tersebut berisi bagian tubuh, serpihan pesawat, dan properti atau barang milik korban kecelakaan pesawat tersebut.

Direktur Operasional (Dirops) Basarnas Brigjen TNI Rasman M.S menyebutkan ada lima kali penyerahan objek pencarian pesawat jatuh dari Tim SAR gabungan ke Posko SAR Terpadu di Jakarta Intenational Container Terminal (JICT) 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Penyerahan pertama berasal dari kapal KN Karna milik Basarnas yang menyerahkan sebanyak 37 kantong berisi 36 bagian tubuh dan satu serpihan pesawat. Penyerahan kedua berasal dari Kapal Kepolisian Air dan Udara (Polairud) yang membawa 10 kantong terdiri dari tiga kantong bagian tubuh dan tujuh serpihan pesawat dan potongan bagian besar pesawat.

Selanjutnya, kapal RIB Basarnas menyerahkan 16 kantong yang berisi potongan tubuh. Dan Kapal Bakamla menyerahkan dua kantong berisi serpihan pesawat serta properti korban.

Penyerahan terakhir pukul 19.05 WIB dari KRI Tjiptadi yang membawa dua kantong berisi serpihan pesawat dan properti barang pribadi para korban. Rasman menyebutkan penyerahan objek pencarian dari KRI Tjiptadi merupakan penyerahan terakhir untuk operasi pencarian dan pertolongan pada hari keenam.

Upaya pencarian korban Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu masih akan dilanjutkan hingga tiga hari ke depan.

"Siang ini diputuskan operasi SAR gabungan dalam rangka pencarian atau evakuasi korban Sriwijaya Air SJ-182 saya perpanjang tiga hari," kata Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito, dalam jumpa pers di JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat.

Ia mengatakan sebelumnya Basarnas bersama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan jajaran terkait telah menggelar rapat untuk membahas tentang kemungkinan perpanjangan operasi SAR untuk mengevakuasi korban dan puing-puing pesawat. Setelah mempertimbangkan berbagai kemungkinan dan situasi yang ada, mereka memutuskan untuk memperpanjang operasi pencarian dan pertolongan hingga tiga hari ke depan sampai dengan Senin (18/1) 2021.

"Saya ulangi, saya perpanjang tiga hari. Berarti sampai hari Senin (18/1). Artinya setelah itu kita evaluasi kembali dan kita putuskan selanjutnya," kata Bagus Puruhito.

Sementara itu, untuk fokus pencarian pesawat Sriwijaya SJ-182 di hari ketujuh pada Jumat (15/1), Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman MS sebelumnya mengatakan tim SAR gabungan masih akan berkonsentrasi untuk mengevakuasi korban dan alat perekam suara kokpit atau cockpit voice recorder (CVR). "Begitu juga dengan puing-puing. Itu nanti akan tetap menjadi fokus pencarian untuk hari ini," katanya.

Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Alat rekam data penerbangan atau flight data recorder (FDR) telah ditemukan di perairan Kepulauan Seribu pada Selasa (12/1). Namun, alat perekam suara kokpit atau cockpit voice recorder (CVR) sampai dengan siang hari ini, Jumat (15/1), masih belum dapat ditemukan.

Kecelakaan pesawat - (Republika)

 
Berita Terpopuler