Menkominfo Serukan Masyarakat Baca Kebijakan Privasi

Kemenkominfo telah bertemu dengan perwakilan Whatsapp soal kebijakan privasi.

Express
Whatsapp (Ilustrasi). Whatsapp memperbarui kebijakan penggunaan layanannya.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate meminta masyarakat waspada dan bijak ketika menggunakan media sosial. Ia menyerukan agar masyarakat memilih platform yang bisa memberikan perlindungan data pribadi dan privasi.

"Pilih yang mampu memberikan pelindungan data pribadi dan privasi secara optimal," kata Johnny dalam keterangan pers, dikutip Selasa.

Baca Juga

Johnny mengimbau untuk semakin berhati-hati dalam menggunakan layanan online. Apalagi, saat ini banyak pilihan menggunakan platform media sosial.

"Selalu baca kebijakan privasi serta dokumen syarat dan ketentuan sebelum menggunakan suatu layanan dan memberikan persetujuan penggunaan data pribadi," tutur Johnny.

Hal ini diperlukan agar masyarakat dapat terhindar dari dampak-dampak merugikan, baik berupa penyalahgunaan atau penggunaan data pribadi yang tidak sesuai aturan (misuse atau unlawful). Terlebih, Indonesia saat ini masih belum memiliki Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi.

Regulasi tersebut masih dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat. Johnny menjelaskan, salah satu prinsip utama pemrosesan data pribadi yang diatur dalam RUU PDP adalah pemanfaatan data pribadi wajib dilakukan dengan dasar hukum yang sah, di antaranya persetujuan (consent) dari pemilik data dengan mengatur kewajiban pengendali data pribadi serta ketentuan penegakan hukum pelindungan data pribadi.

"Saat ini, pembahasan RUU PDP kini sedang dilakukan antara Komisi I DPR dengan Panitia Kerja Pemerintah yang diharapkan dapat selesai di awal tahun ini," kata Johnny.

 

UU PDP akan memperkuat regulasi perlindungan data pribadi yang saat ini diatur dalam oleh Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 yang telah diubah oleh Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik, Peraturan Menteri Kominfo No. 20 Tahun 2016 tentang Perlindungan Data Pribadi Dalam Sistem Elektronik, dan Peraturan Menteri Kominfo No. 5 Tahun 2020 tentang Penyelenggara Sistem Elektronik Ruang Lingkup Privat sebagai instrumen regulasi tata kelola informasi elektronik, data elektronik dan transaksi elektronik.

Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah meminta Whatsapp menerapkan prinsip perlindungan data pribadi. Hal itu diungkapkan menyusul perubahan kebijakan privasi pada platform berbagi pesan tersebut.

"Masyarakat semakin menyadari pentingnya perlindungan data pribadi dalam penggunaan aplikasi informatika," kata Johnny.

Kementerian pada Senin (11/1) bertemu dengan perwakilan Whatsapp/Facebook regional Asia Pasifik untuk membahas pembaruan kebijakan privasi. Pada pertemuan tersebut, Kominfo meminta informasi dari Whatsapp dan Facebook mengenai dasar dalam memproses data pribadi, mekanisme bagi pengguna untuk melakukan haknya, seperti menarik persetujuan dan beberapa hal lainnya yang menjadi perhatian publik.

Kominfo meminta Whatsapp untuk memproses data pribadi pengguna sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia dan menyediakan formulir persetujuan pemrosesan data pribadi dalam bahasa Indonesia. Whatsapp dan Facebook juga diminta untuk melakukan pendaftaran sistem elektronik, menjamin pemenuhan hak pemilik data pribadi, dan memenuhi kewajiban lainnya yang sudah diatur dalam undang-undang di Indonesia.

 
Berita Terpopuler