Fitriya Ingin Satukan Wanita Muslim Kanada Lewat Olahraga

Wanita Muslim dapat mempraktikkan keyakinan mereka dan menaklukkan lapangan.

Toronto Star
Fitriya Ingin Satukan Wanita Muslim Kanada Lewat Olahraga. Muslimah Kanada, Fitriya Mohamed, jatuh cinta dengan olahraga basket. Fitriya menorehkan prestasi dengan menjadi Atlet Wanita Terbaik Tahun Ini di SMUnya.
Rep: Kiki Sakinah Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Jatuh cinta dengan bola basket membuat Muslimah Kanada, Fitriya Mohamed (24 tahun), mengubah permainan olahraga tersebut sebagai ruang untuk wanita Muslim lainnya untuk mengisi mimpi mereka. Melalui olahraga tersebut, Fitriya ingin menyatukan wanita Muslim di Toronto dan daerah sekitarnya di Kanada.

Baca Juga

Sesuai dengan pesan dan tekadnya, wanita Muslim dapat mempraktikkan keyakinan mereka ketika mereka memilih dan menaklukkan lapangan. Kisahnya mulai menaruh hati pada permainan basket dimulai ketika ia duduk di bangku sekolah untuk pertama kalinya di Kanada. Fitriya tiba di Toronto dari Ethiopia pada usia 10 tahun.

Di kelas olahraga, dia duduk di pinggir lapangan, mengamati anak-anak lain bermain. Namun, gurunya memiliki gagasan kuat tentang partisipasi. Karena itu, ia tidak memiliki pilihan selain bergabung dengan anak lainnya dalam permainan olahraga.

Pindah dari bangku cadangan dan menuju lapangan, Fitriya diperkenalkan ke dunia olahraga yang baru, di mana ada kompetisi dan sensasi kemenangan. Bahkan di bangku kelas lima, dia berhasil meraih satu kemenangan. Hal itu lantas mengubah hidupnya.

Ketika anak perempuan bermain olahraga menjadi lebih umum, sekolah mulai berfokus pada atletik wanita. Ketika Fitriya masuk sekolah menengah, dia mendaftar untuk olahraga tim. Fitriya mengungkapkan, kala itu pelatih mendorong gadis-gadis yang bahkan tidak bermain bola basket untuk mencobanya.

"Saya anak baru waktu itu. Saya tidak akan pernah melakukannya tanpa dorongan itu," ujar Fitriya, dilansir di Toronto Star, Senin (11/1).

 

Fitriya lantas memuji pelatihnya Greg Brohman karena mengubah cara dia memandang dirinya sendiri. Sebab berkat sang pelatih itu, Muslimah kulit hitam ini lebih berani menjajali olahraga tanpa merasa berbeda dari yang lainnya.

"Dia percaya pada saya. Dia tidak pernah memperlakukan saya secara berbeda karena saya seorang wanita Muslim," ungkapnya.

Fitriya kemudian mencoba setiap olahraga yang dia latih, mulai dari bola basket, sepak bola, dan bulu tangkis. Ketika lulus, Fitriya menorehkan prestasi dengan menjadi Atlet Wanita Terbaik Tahun Ini di sekolah tersebut.

Karena itu, bola basket kian mendarah dalam dirinya. Dia pun merencanakan masa depannya dengan olahraga tersebut, ketika ia memutuskan untuk mengambil studi tentang manajemen olahraga. Ibunya awalnya tidak mendukung pilihan jurusannya. Sang ibu, kata Fitriya, lebih menyukai sesuatu yang lebih tradisional.

Namun akhirnya, orang tuanya memahami keinginan Fitriya. Pada 2015, ia mulai belajar manajemen olahraga di Brock University. Fitriya begitu menyukai bola basket. Namun, ia kemudian menyadari pengalamannya sendiri, tumbuh di Jane dan Weston, di kota dengan banyak keragaman seperti di Toronto, tidak tercermin dalam dunia olahraga yang dia lalui sekarang.

Ketika dia bermain olahraga tersebut, dia kerap menjadi satu-satunya wanita kulit hitam, Muslim atau berhijab di lapangan tersebut. Setelah lulus pada 2019, Fitriya memutuskan untuk melihat perbedaan itu sebagai peluang.

 

"Komitmen saya pada olahraga menunjukkan saya ingin melakukan sesuatu dengannya," katanya.

Komitmennya itu juga terinspirasi oleh atlet wanita Muslim di seluruh dunia, termasuk Bilqis Abdul-Qaadir, wanita Muslim Amerika yang pada 2018 menentang keputusan Federasi Bola Basket Internasional terhadap wanita berhijab yang bermain secara profesional.

"Saya tidak bisa yakin jika saya ingin melangkah lebih jauh di arena internasional, itu tidak akan mungkin," kata Fitriya.

Tekad dan kecintaannya pada olahraga basket itu ia wujudkan dengan memulai liga olahraga untuk wanita Muslim, yang juga bertindak sebagai organisasi nirlaba. Liga tersebut dibuatnya sebagai organisasi nirlaba, karena begitu banyak orang yang tidak memiliki dana tetapi mereka memiliki hasrat untuk masuk tim olahraga. Dia juga memuji Klub Anak Laki-laki dan Perempuan serta pusat komunitas setempat karena menawarkan cara murah untuk berlatih dan berprestasi di luar sekolah.

"Menciptakan ruang sebagai organisasi nirlaba berarti orang tidak perlu khawatir tentang beban keuangan," lanjutnya.

Tahun lalu, Fitriya meluncurkan Liga Bola Basket Musim Panas Wanita Muslim, yang didedikasikan untuk menyatukan wanita Muslim di Toronto dan daerah sekitarnya melalui bola basket. Musim pertama permainan terganggu oleh Covid-19, tetapi ia berharap liga akan berada dalam kekuatan penuh pada musim panas ini.

Fitriya memiliki impian besar, bahwa ia ingin perwakilan perempuan Muslim di area Toronto yang lebih luas (GTA) dan sekitarnya. Harapannya adalah liga-liga yang bermunculan di seluruh dunia menghubungkan wanita Muslim melalui olahraga.

"Ini perlu menjadi sesuatu yang diperhatikan orang-orang," kata Fitriya.

Saat ini, ia tengah belajar untuk master dalam manajemen olahraga di Brock. Dengan kemitraan MWSBL dengan organisasi lain yang berbasis di Toronto, seperti Hijabi Ballers, jaringan orang-orang seperti Fitriya dalam olahraga berkembang. Seperti tekadnya, bahwa ia ingin menciptakan ruang untuk wanita Muslim mengisi mimpi dalam bidang olahraga sembari menjalankan keyakinan agama mereka.

"Ini benar-benar hanya masalah memiliki ruang untuk kita. Percakapan telah dimulai," ujarnya.

 

https://www.thestar.com/life/together/people/2021/01/10/fitriya-mohamed-is-changing-the-game-and-the-conversation-around-muslim-women-in-sports.html

 
Berita Terpopuler