Ridwan Kamil: Usai Divaksin Covid Gak Berubah Jadi Spiderman

Gubernur Jabar Ridwan Kamil memberikan testimoni usai dua kali divaksin sinovac.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Rep: Arie Lukihardianti Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan testimoninya setelah divaksin Covid-19 Sinovac. Ridwan Kamil mengaku tidak ada efek samping berarti yang dialaminya setelah dua kali disuntik vaksin Covid Sinovac. Untuk itu ia pun meminta masyarakat tidak perlu terlalu khawatir.

Baca Juga

"Jadi, dulu katanya ada kekhawatiran ada bengkak, tidak. kekhawatiran demam tidak, kekhawatiran badan berubah juga tidak karena kita melaporkan. Apalagi berubah menjadi warna hijau atau Spiderman gak ada," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil dalam konferensi pers yang digelar secara virtual dari Mapolda Jabar, Kota Bandung, Senin (11/1).

Ridwan Kamil dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) menjadi relawan uji klinis vaksin Sinovac yang bakal diproduksi massal oleh PT Bio Farma. Emil pertama kali disuntik vaksin Sinovac di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Jumat (28/8/2020) lalu.

Dalam uji klinis yang digelar oleh Tim Uji Klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) bekerja sama dengan PT Bio Farma itu, Emil menjalani dua kali penyuntikan. Penyuntikan kedua pun sudah dilakukan di tempat yang sama pada Senin (14/9/2020) lalu.

"Saya mewakili mungkin yah, bertestimoni, kami ini sudah dua kali disuntik dan bulan depan akan dilaporkan Bio Farma ke BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) hasilnya. Bocorannya sementara hasilnya baik, kira-kira begitu. Tapi, definisi klinisnya bukan kewenangan saya," katanya.

Emil menjelaskan, kalau ditanya sebagai pribadi sebagai lelaki berusia 49 tahun, setelah divaksin ia hanya merasa linu pegel selama 1 jam (Setelah divaksin).  "Jadi itu saya jujur apa adanya karena jarumnya tidak kecil. Kalau jarum untuk pengambilan darah agak kecil, kalau vaksin agak besar sedikit," katanya.

Selain linu dan pegal, kata dia, efek ringan lain yang dirasakannya, yakni kerap mengantuk menjelang magrib selama tiga hari setelah divaksin. "Biasanya tidak pernah, jadi hanya itu saja," ucapnya.

Emil mengatakan, hingga saat ini, dirinya masih merasa sehat dan bugar di tengah mobilitasnya yang tinggi. Buktinya, dirinya tak pernah absen dalam setiap agenda rapat-rapat pemerintahan, termasuk penanganan Covid-19 di Jabar.

Meski begitu, Emil mengakui, agar kesehatannya terjaga dan terhindar dari Covid-19, dirinya selalu rutin berolahraga, mengonsumsi suplemen dan vitamin. Hal itu dilakukan sekadar untuk mengatakan kondisi tubuh dan kesehatannya.

Emil mengungkapkan, berdasarkan hasil survei, baru sekitar 75 persen warga Jabar yang memahami vaksinasi Covid-19. Dia berharap, seluruh warga Jabar yakin terhadap vaksin Sinovac sebagai solusi satu-satunya saat ini untuk mengakhiri pandemi Covid-19.

"Jadi kalau orang yang khawatir kumaha (bagaimana) eta divaksin? tinggali weh (lihat saja) Gubernur Jawa Barat dan Forkopimdanya, itulah sosok yang sudah divaksin. Tidak ada terlihat lesu, tidak ada terlihat leuleus (lemas), lemah, semua terlihat sehat bugar walafiat," jelasnya.

Sehingga, kata dia, itu lah cerminan. Dengan begitu semua yakin bisa beraktivitas karena setelah vaksin punya keyakinan di tubuh kita ada antibodi melawan Covid-19.  "Nah, ini saya minta diviralkan supaya menyemangati orang orang yang belum yakin," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Emil pun mengaku bersyukur menyusul keputusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan vaksin Sinovac halal dan suci.

"Minggu ini dimulai vaksinasi nakes naga kesehatan) dan kepala daerah. Nanti di level provinsi, wakil gubernur akan saya dampingi, Pak Kapolda, selanjutnya bupati dan Forkompinda. Hal ini semata-mata menyertai, menambah keyakinan melaksanakan solusi satu satunya sementara ini untuk menurunkan kasus," jelasnya.

Emil mengatakan, pihaknya akan berupaya melipatgandakan tempat vaksinasi di Jabar, termasuk tenaga penyuntik vaksin (vaksinasi). Bahkan, Emil menyatakan, pihaknya akan berupaya menggandakan jumlah vaksinator hingga empat kali lipat dari jumlah 11.000 vaksinator yang siap saat ini, agar vaksinasi Covid-19 bisa rampung kurang dari satu tahun.

"Kalau vaksin bisa selesai, diprediksi perekonomian 4 persen tumbuh positif, tahun depan 6 persen. Kita menargetkan enam bulan (vaksinasi Covid-19) selesai, menyiagakan fasilitas kesehatan dan relawan vaksinasi," katanya. 

Perlu diketahui, selain Emil, Forkopimda Jabar yang menjadi relawan uji klinis vaksin Sinovac, antara lain Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto, Kepala Kejati Jabar Ade Eddy Adhyaksa, dan mantan Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi. 

 

 
Berita Terpopuler