Menteri ESDM Ingin Negosiasi Proyek 35 GW

Pandemi Covid-19 membuat permintaan listrik turun.

Antara/Galih Pradipta
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif. Akibat pandemi, Arifin ingin melakukan negosiasi proyek listrik 35 GW.
Rep: Intan Pratiwi Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengaku karena pandemi Covid-19 konsumsi listrik menurun tajam. Padahal, di satu sisi negara punya proyek besar kelistrikan yaitu proyek 35 GW.

Rencananya, proyek ini akan memulai konstruksi dan beroperasi pada tahun ini hingga 2025 mendatang. Namun, karena konsumsi listrik belum pulih, Arifin ingin melakukan negosiasi dengan para pengembang agar bisa mengatur pengoperasian pembangkit ini.

Arifin melanjutkan, proyek 35 GW yang sudah diprogramkan dan berkontrak, tentu komitmennya harus dipenuhi. Masalahnya, Kementerian ESDM tengah berupaya melakukan negosiasi kembali kapan sebaiknya proyek tersebut beroperasi. "Sebab semua pihak terdampak Covid-19 ini," ujar Arifin di Kementerian ESDM, Kamis (7/1).

Meski di satu sisi, Arifin mengakui untuk bisa mengembalikan konsumsi listrik seperti sediakala bukan perkara yang mudah. Untuk bisa mendongkrak konsumsi listrik ia menilai perlu adanya penambahan permintaan.

Salah satunya adalah dengan memasifkan kendaraan listrik. Harapannya, jika rencana kendaraan listrik bisa berjalan cepat maka permintaan kelistrikan bisa tumbuh baik.

"Upaya-upaya kita yang lain adalah mengciptakan demand. Seperti motor listrik berbasis baterai. Lalu kendaraan roda empat juga. Kemudian juga kompor listrik," ujar Arifin.

Baca Juga

 

 
Berita Terpopuler