Raffi Bikin MCAS Meroket, Lihat Dulu Fundamentalnya

Harga saham MCAS tergolong premiun dan PER-nya sudah mencapai 166,44x.

Antara/Hafidz Mubarak A
Saham PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) langsung melompat hingga mencapai Rp 4.550 pada penutupan perdagangan saham 5 Januari 2021 setelah direkomendasikan oleh dua artis ibukota, Raffi Ahmad dan Ari Lasso.
Rep: Retno Wulandhari Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saham PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) langsung melompat hingga mencapai Rp 4.550 pada penutupan perdagangan saham 5 Januari 2021 setelah direkomendasikan oleh dua artis ibukota, Raffi Ahmad dan Ari Lasso. Namun apakah secara fundamental MCAS memang menarik dibeli untuk investasi?

Baca Juga

Financial Educator dan Periset Lifepal, Aulia Akbar, menjelaskan kinerja MCAS memang mulai mengungguli baik kinerja IHSG maupun Indeks Sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi BEI sejak Maret 2018. Namun memasuki Oktober 2019, performa MCAS mulai menurun. 

"Titik terendah saham MCAS ada pada minggu kedua Mei 2020. Pada saat yang sama Indeks Perdagangan, Ritel, dan Investasi BEI justru sedang naik. Menginjak Desember 2020, harga saham MCAS terbang tinggi dan kembali mengalahkan IHSG dan indeks sektoral," kata Aulia, Rabu (6/1).

MCAS sempat mencetak kenaikan laba bersih sebesar 2.410,4 persen yoy pada 2018. Namun pada tahun 2019 laba bersih yang sempat meroket itu justru mengalami penurunan sebesar 16,72 persen dari tahun sebelumnya.

Meroketnya laba bersih MCAS disebabkan oleh keuntungan investasi dan proses IPO anak usahanya PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA) di 2018. DIVA yang dicatatkan dengan harga perdana Rp 2.950 per lembar, harganya langsung naik Rp 3.350 pada 28 November 2018.

 

Secara keuangan, menurut Aulia, perusahaan ini memiliki keuangan yang cukup sehat, lantaran terbukti mengalami pertumbuhan aset yang cukup signifikan. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2020 MCAS, perusahaan ini memiliki nilai rasio utang berbanding ekuitas (DER) sebesar 42,55 persen, rasio utang berbanding aset sebesar 29,85 persen, dan current ratio 315,29 persen. 

"Dengan current ratio yang tinggi, MCAS memiliki kesanggupan membayar utang jangka pendek yang cukup baik," terang Aulia.

Sedangkan dari sisi profitabilitas, marjin laba bersih (NPM) MCAS menurut laporan keuangan kuartal III 2020 ini adalah 0,71 persen, marjin laba kotor (GPM) sebesar 2,03 persen, marjin laba operasi (OPM) 1,18 persen, rasio laba terhadap aset (ROA) 3,33 persen, dan rasio laba terhadap ekuitas (ROE) 4,75 persen.

Aulia menjelaskan, angka dari marjin dan rasio ini menunjukkan bahwa MCAS bukanlah yang terbaik di sektornya. Sebagai contohnya, PT Aces Hardware Indonesia Tbk (ACES) yang berada di sub sektor yang sama memiliki NPM, GPM, OPM yang lebih besar dari MCAS. Menurut data RTI, ACES memiliki NPM sebesar 9,67 persen, GPM 49,37 persen, dan OPM 10,94 persen.

Dari sisi valuasi, Menurut Aulia, harga saham MCAS yang telah mencapai Rp 4.550 ini tergolong premium. Berdasarkan data RTI, PER MCAS sudah mencapai 166,44x. Nilai PER MCAS ini merupakan yang tertinggi di antara perusahaan di sektor perdagangan ritel.

 

"Dari sudut pandang investor, PER yang terlalu tinggi barangkali tidak terlalu menarik sebab harga saham mungkin tidak akan naik lagi sehingga berarti kemungkinan memperoleh capital gain akan kecil," kata Aulia.

 
Berita Terpopuler