Para Pemimpin Arab Teken Pernyataan Rekonsiliasi Dewan Teluk

KTT dilakukan sehari setelah Saudi membuka kembali perbatasan dengan Qatar

Para pemimpin negara Teluk pada Selasa menandatangani pernyataan penutupan pada KTT Dewan Kerja Sama Teluk ke-41 dan pernyataan terpisah yang dinamai Al-Ula, tempat pertemuan puncak Saudi, menurut televisi Saudi.
Red: Nur Aini

 

Baca Juga

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Para pemimpin negara Teluk pada Selasa menandatangani pernyataan penutupan pada KTT Dewan Kerja Sama Teluk ke-41 dan pernyataan terpisah yang dinamai Al-Ula, tempat pertemuan puncak Saudi, menurut televisi Saudi.

Selain tuan rumah Arab Saudi, pernyataan itu juga ditandatangani oleh para pemimpin negara Teluk; Qatar, Kuwait, Uni Emirat Arab, Oman, dan Bahrain. Rincian pernyataan tersebut belum diumumkan.

KTT itu dimulai pada Selasa pagi (5/1) di kota Al-Ula di barat laut Saudi di tengah rekonsiliasi bersejarah di kawasan Teluk. KTT yang dihadiri oleh Emir Qatar Tamim Bin Hamad Al Thani itu terjadi sehari setelah keputusan Saudi untuk membuka kembali perbatasan udara, darat, dan laut dengan Qatar menyusul perseteruan selama tiga tahun.

Memeluk Al Thani di resepsi kunjungan resmi, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman berterima kasih kepada Kuwait dan AS atas upaya kedua negara itu untuk mencapai "rekonsiliasi" yang telah lama ditunggu.

Sebuah video yang disiarkan oleh Saudi Press Agency menunjukkan pangeran dengan hangat menyapa pemimpin Qatar itu ketika dia tiba di Al-Ula untuk menghadiri pertemuan puncak.

Sementara itu, amir Kuwait, Sheikh Nawaf Al-Ahmad Al-Sabah, mengucapkan selamat kepada para pemimpin Teluk karena pencapaian kesepakatan itu, menyebutnya sebagai peristiwa "bersejarah".

Al-Sabah dalam pidato pembukaannya mengatakan, "Saya mengucapkan selamat kepada kalian semua atas pencapaian bersejarah kami bahwa kami telah mencapai penandatanganan perjanjian Al-Ula."

Dia memuji upaya para pemimpin Teluk, Presiden AS Donald Trump, dan penasihat Gedung Putih Jared Kushner karena melakukan "upaya tulus" dalam mendukung perjanjian Teluk, dan untuk mencapai "harapan dan aspirasi" rakyat Teluk.

"Kami mengingat peran tulus dan konstruktif yang dimainkan dalam hal ini oleh almarhum Emir (Kuwait) Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber, yang memberikan kontribusi besar bagi keberhasilan perjanjian ini," tutur Al-Sabah.

 

Arab Saudi dan Qatar pada Senin sepakat untuk membuka kembali wilayah udara, laut dan perbatasan darat mereka, dalam sebuah langkah yang menandakan diakhirinya sengketa Teluk yang telah berlangsung selama bertahun-tahun antara Doha dan tetangganya.

Pada 2017, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir memberlakukan blokade terhadap Qatar, menuduhnya mendukung terorisme dan mencampuri urusan dalam negeri mereka. Doha dengan keras membantah tuduhan tersebut, menuduh tetangganya menyerang kedaulatannya.

 
Berita Terpopuler