Intelijen AS Tuding Pelaku Peretasan Berasal dari Rusia

AS mengalami sejarah peretasan terburuk pada Desember 2020 lalu.

www.freepik.com
Peretas (ilustrasi).
Rep: Idealisa Masyrafina Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan-badan intelijen AS meyakini Rusia berada di balik peretasan dunia maya terungkap pada bulan Desember. Presiden Trump sebelumnya menyebutkan bahwa China mungkin berada di balik peretasan masif tersebut, meskipun anggota lain dari pemerintahannya telah menuding Rusia. Ribuan perusahaan global terdampak peretasan ini.

Dalam pernyataan bersama, badan intelijen mengatakan mereka saat ini yakin kurang dari 10 badan pemerintah AS melihat data mereka diretas. Organisasi lain di luar pemerintah juga terpengaruh atas peretasan ini.

Baca Juga

Mereka mengatakan mereka masih menyelidiki ruang lingkup insiden itu. Dilansir di BBC, Rabu (6/1), kabar terkini penyidikan datang dari pernyataan satuan tugas yang disebut Kelompok Koordinasi Cyber Unified yang dibentuk untuk menangani insiden tersebut.

Kelompok ini terdiri dari badan intelijen dan penegakan hukum termasuk FBI dan NSA. Kelompok itu mengatakan masih berusaha memahami ruang lingkup dari apa yang telah terjadi.

Delapan belas ribu pelanggan yang menggunakan produk Orion dari perusahaan Solar Winds diketahui mengalami peretasan. Namun, intelijen AS meyakini jumlah perusahaan terdampak jauh lebih kecil melihat aktivitas lanjutan dari para peretas di mana mereka mencuri data. Departemen Keuangan AS termasuk di antara lembaga yang sebelumnya diakui menjadi sasaran.

"Ini adalah peretasan serius yang akan membutuhkan upaya berkelanjutan dan berdedikasi untuk memulihkannya," kata pernyataan itu.

Banyak organisasi harus menjelajahi sistem mereka untuk mencari tanda-tanda bahwa mereka mungkin telah disusupi. Insiden itu mengirimkan gelombang kejut di seluruh AS sebagian karena pelanggaran itu belum ditemukan selama berbulan-bulan dan berpotensi menjangkau jauh lebih banyak yang mungkin terpengaruh.

Segera setelah insiden itu terungkap, Presiden Trump mengemukakan kemungkinan bahwa China mungkin bertanggung jawab. Namun, anggota pemerintahannya sendiri termasuk menteri luar negeri dan jaksa agung menuding Moskow.

Pernyataan terbaru menunjukkan penilaian badan-badan intelijen AS adalah bahwa Rusia berada di belakangnya, meskipun tidak sejauh menuduh negara Rusia itu sendiri, hanya mengatakan bahwa pelaku kemungkinan berasal dari Rusia. Moskow membantah memainkan peran apa pun.

 
Berita Terpopuler