Mentan Syahrul: Pengembangan Kedelai Lokal Fokus di Jawa

Diperlukan waktu yang tepat agar produksi kedelai lokal naik tanpa rugikan petani.

ADENG BUSTOMI/ANTARA FOTO
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, pengembangan kedelai lokal akan dimulai dari pulau Jawa. Sebab, konsumen produk kedelai seperti tahu dan tempe terbanyak di Jawa sehingga perlu intervensi sesuai kewilayahan.
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, pengembangan kedelai lokal akan dimulai dari pulau Jawa. Sebab, konsumen produk kedelai seperti tahu dan tempe terbanyak di Jawa sehingga perlu intervensi sesuai kewilayahan.

Baca Juga

"Saya sedikit konsentrasi di Jawa karena di Jawa banyak konsumen tempe. Saya lagi rancang (strategi) karena ini butuh agenda bertahap dan terstruktur," kata Syahrul saat berkunjung ke Republika, Selasa (5/1).

Kendati demikian, Syahrul belum dapat menjelaskan secara rinci strategi pemerintah untuk mulai memacu produksi kedelai dalam negeri. Ia megatakan seluruh unit teknis terkait di Kementan tengah fokus agar pengembangan kedelai dengan meningkatkan produksi lokal bisa berhasil.

Ia menuturkan, tingginya harga kedelai impor saat ini jika direspons langsung dengan meningkatkan produksi lokal akan merugikan petani. Pasalnya, ketika harga kedelai impor belum turun, kedelai lokal kembali tersaingi dan petani akan berada dalam situasi yang sulit.

Karena itu, dibutukan waktu agar produksi kedelai lokal secara perlahan bisa naik sehingga ketergantungan impor bisa mulai dikurangi.

 

"Kontraksi yang terjadi pada kedelai impor ini menjadi ruang bagi kami bahwa oke kita tidak bisa menyenangkan negara sesaat. Semua sektor harus berpacu dengan peluang dan tantangan yang tuhan kasih," kata dia.

Pada Senin (4/1) Kementan telah memfasilitas kerja sama antara para gabungan kelompok petani kedelai, Gabungan Pengusaha Tahu dan Tempe Indonesia (Gapoktindo), serta perusahaan integrator agar ada kerja sama dari hulu ke hilir dalam pengembangan kedelai.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Suwandi mengatakan, kemitraan antara petani dengan produsen tahu tempe adalah solusi terbaik. Sebab, memberikan kepastian pasar bagi para petani kedelai yang selama ini sulit mencari pasar.

 

Adapun saat ini, Suwandi mengungkapkan, para petani tengah termotivasi untuk kembali menanam kedelai. Pasalnya, harga tengah meningkat hingga menyentuh Rp 8 ribu per kg. "Petani sedang senang menanam kedelai ini haru didukung," kata Suwandi.

 
Berita Terpopuler