Solo Siapkan 4 Skenario Hadapi Peningkatan Kasus Covid-19

Solo telah mencatat 4.660 kasus Covid-19

Antara/Mohammad Ayudha
Petugas medis mengambil sampel lendir penumpang bus untuk tes usap atau Swab Antigen di Terminal Tirtonadi, Solo, Jawa Tengah, Kamis (24/12/2020). Pemeriksaan swab antigen pemudik penumpang bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19 saat libur Natal dan Tahun Baru.
Rep: Binti Sholikah Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo menyiapkan empat skenario penanganan pasien Covid-19 yang terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari Satgas Penanganan Covid-19 Solo, hingga 30 Desember 2020 angka kumulatif pasien terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 4.660 orang.

Baca Juga

Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo telah memiliki dua rumah sakit umum daerah (RSUD) yakni RSUD Ngipang dan RSUD Bung Karno. Keduanya telah memiliki standar fasilitas dan pengolahan limbah yang memadai.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menginstruksikan agar rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di setiap daerah untuk menambah kapasitas tempat tidur perawatan pasien sebesar 30-40 persen dari yang sudah ada.

Terkait imbauan Kemenkes dan antisipasi lonjakan pasien, maka DKK Solo menyiapkan empat skenario. Pertama, pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG) atau pasien bergejala ringan dikarantina secara terpusat. Sedangkan pasien Covid-19 bergejala sedang sampai berat harus dirawat di rumah sakit. Saat ini, sudah ada Asrama Haji Donohudan yang bisa dimanfaatkan kota/kabupaten se-Solo Raya sebagai tempat karantina pasien OTG. Asrama Haji Donohudan memiliki kapasitas menampung 800-900 orang. Namun, saat ini baru terisi 100 orang, mayoritas dari Kota Solo.

Skenario kedua, peningkatan kapasitaa tempar tidur pasien di rumah sakit rujukan Covid-19. "Yang dilakukan sekarang meningkatkan kapasitas tempat tidur rumah di rumah sakit yang ada. Kami koordinasi dengan direktur-direktur rumah sakit di Solo," kata Siti kepada wartawan, Rabu (30/12).

Berdasarkan data dari DKK Solo per 21 Desember 2020, jumlah tempat tidur pasien di seluruh rumah sakit di Solo untuk merawat pasien Covid-19 mencapai 816 bed. Jumlah tempat tidur yang terpakai sebanyak 624 bed, sehingga masih ada 192 bed yang kosong.

Siti menambahkan, jika dengan skenario pertama dan kedua masih tidak dapat menampung pasien Covid-19, maka Pemkot akan melaksanakan skenario ketiga yakni membuat rumah sakit darurat.

"Kami perlu lihat dulu apakah kondisinya memang membutuhkan untuk itu. Karena untuk menuju rumah sakit darurat itu kan ada kondisi yang harus terpenuhi," imbuhnya.

 

Selanjutnya, skenario keempat, berupa peningkatan kapasitas kabupaten sekitar. DKK akan melakukan koordinasi dengan kabupaten sekitar untuk meningkatkan kapasitas rumah sakit di daerah masing-masing. Selama ini, rumah sakit di Solo banyak merawat pasien rujukan dari kabupaten sekitar. "Kondisi saat ini rumah sakit di kabupeten sekitar ruang isolasinya sedikit, bahkan tidak punya ruang ICU. Semua masuk ke sini," ujarnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Bung Karno, Wahyu Indianto, menyatakan RSUD Bung Karno masih mampu untuk menerima pasien Covid-19. Selain melayani pasien Covid-19, rumah sakit yang berada di kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon tersebut juga masih melayani pasien umum.

"Kalau terpaksa, saya masih bisa nambah kapasitas 40 persen untuk pasien Covid-19, 15-an bed saya masih mampu," jelasnya.

Terkait tenaga kesehatan, Wahyu mengatakan RSUD Bung Karno beberapa waktu lalu sudah merekrut relawan sebanyak 64 orang. Relawan tersebut terdiri dari tenaga medis, paramedis, maupun tenaga pendukung. Selain itu, RSUD Bung Karno juga mendapatkan tenaga kesehatan dari perekrutan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2019 sebanyak 64 orang.

 
Berita Terpopuler