20 Jamaah Umroh Terdampak Restriksi Saudi

Jamaah Umroh akan bisa ke Saudi nanti setelah penerbangan dibuka

Republika
Ilustrasi Jamaah haji dan umroh pakai masker di masa pandemi covid-19
Rep: Dea Alvi Soraya Red: Muhammad Subarkah

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Umrah Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh Republik Indonesia (Amphuri), Zaki Zakaria, mengungkapkan ada sekitar 20 jamaah umroh yang terdampak keputusan otoritas bandara Arab Saudi, General Authority of Civil Aviation (GACA), tentang larangan penerbangan internasional.

"Dari asosiasi Amphuri ada 20-an (calon jamaah yang keberangkatannya ditunda), kalau total semua asosiasi dan travel saya belum dapat info pasti," kata Zaki.

Meski begitu, Zaki menegaskan bahwa keputusan terbaru Kerajaan Saudi tersebut tidak akan menyebabkan pembatalan perjalanan umrah jamaah dari Indonesia.

"Kalau batal saat ini karena regulasi Saudi yang ditutup satu minggu, Insyaallah minggu depan kalau sudah dibuka bisa dijadwalkan lagi," jelasnya.

Dia menjelaskan dua opsi bagi calon jamaah umrah yang tertunda karena diterapkan larangan penerbangan internasional di Saudi tersebut. Pertama, pemberangkatan umrah dijadwalkan ulang. Sementara kedua, mengundurkan diri. Ketiga, jamaah bisa mengurus pengunduran diri dan nantinya akan mendapatkan kompensasi pengembalian biaya sebesar Rp 20 juta.

Kedua opsi tersebut juga berlaku bagi jamaah umrah yang keberangkatannya terhambat karena positif Covid-19. "Program umrah masa pandemi ini kalau ada batal berangkat, misalnya akibat (jamaah) positif Covid waktu di swab di Jakarta atau sebab ditutup seperti ini, jamaah bisa ambil 2 opsi, di jadwal ulang keberangkatannya atau ambil kopensasi sebesar Rp 20 juta," jelas Zaki.

 

Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, pembatalan jadwal layanan penerbangan Garuda Indonesia ke Arab Saudi dilakukan menyusul adanya restriksi layanan penerbangan internasional ke Arab Saudi oleh otoritas penerbangan Arab Saudi yang mulai diberlakukan pada Senin (21/12)

Irfan seanjutnya menyampaikan, saat ini Garuda Indonesia terus melakukan komunikasi intensif dengan otoritas. Ini terkait guna memastikan hal-hal yang perlu diantisipasi menyusul pembatasan operasional layanan penerbangan tersebut.

"Kami percaya di tengah situasi yang penuh ketidakpastian ini, hak penumpang tentunya akan senantiasa menjadi prioritas utama yang terus kami ke depankan," ujar Irfan dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (21/12).

Untuk itu, lanjut Irfan, manajemen Garuda telah menerapkan kebijakan fleksibilitas penyesuaian rencana perjalanan. Hal itu diharapkan dapat memberikan keleluasan bagi penumpang Garuda yang akan merencanakan ulang jadwal penerbangannya ke Tanah Suci dengan sebaik mungkin.

"Fleksibilitas tersebut diberlakukan dengan memastikan penumpang dapat melakukan reschedule dan perubahan rencana penerbangan tanpa adanya biaya tambahan,'' ujarnya.

Irfan selanjutnya menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh penumpang yang terdampak atas kondisi ini. "Kami harapkan layanan penerbangan menuju Arab Saudi dapat kembali dibuka dalam waktu dekat sehingga penumpang yang telah merencanakan penerbangan jauh jauh hari ke Tanah Suci bisa segera kembali terbang," harapnya.

Irfan menambahkan, Garuda Indonesia juga tengah mempersiapkan opsi kesiapan operasional untuk mengangkut Warga Negara Indonesia (WNI) yang saat ini berada Arab Saudi. "Adapun langkah tersebut saat ini sedangkan kami koordinasikan secara intensif bersama otoritas terkait," kata Irfan. 

 
Berita Terpopuler