9 Amalan Nabi Muhammad Memuliakan Ibadah Haji

Nabi Muhammad merupakan orang yang paling mengagungkan aturan Allah.

Republika.co.id
9 Amalan Nabi Muhammad Memuliakan Ibadah Haji
Rep: Ali Yusuf Red: Ani Nursalikah

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad merupakan orang yang paling mengagungkan aturan-aturan Allah, paling menjaga kehormatan-Nya, dan paling jauh terhindar dari batasan larangan-larangan-Nya. Bagitu pun dalam ibadah haji, Rasulullah begitu mengagungkan dan menjaga kehormatan amalan dan tempat manasik haji yang ditunjukkan dalam berbagai bentuk.

Baca Juga

Berikut cara nabi dalam menghormati mengagungkan amalan dan tempat manasik haji seperti yang ditulis Abu Thalhah Muhammad Yunus Abdussttar dalam kitabnya Kaifa Tastafidumi min al-Haramain asy-Syarifain Ayyuha az-Zair wa al-Muqim Ahwal an-Nabi fi al-Hajj.

Judul itu dialih bahasakan menjadi Haji, Jalan-jalan atau Ibadah oleh Nashirul Haq dan Fatkhurozi. Pertama, menjelang ihram, Nabi mandi merapikan rambut dan menggunakan minyak wangi.

Sahabat Zaid bin Tsabit ra melihat nabi menanggalkan pakaian dan mandi untuk ihram. HR Tirmidzi demikian pula Ibnu Umar ra meriwayatkan, aku mendengar Nabi mengeraskan bacaan talbiyah sembari merapikan rambut. "HR Bukhari Aisyah ra berkata, "Aku memakai kan wewangian terbaik kepada Rasulullah sebelum dia ihram. "HR Muslim dalam riwayat lain, Aisyah ra berkata, "Aku memakaikan wewangian yang paling bagus yang dia miliki hingga aku melihat kemilau minyak wangi rambut dan jenggotnya," (HR Bukhari).

Kedua, Nabi menggiring hewan ternak yang telah ditandai dari dzulhulaifah bir Ali untuk disembelih. Ini merupakan salah satu syarat Allah sebagaimana firman-nya dalam surat Al Hajj ayat 36 yang artinya dan telah kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebagian dari syariat Allah.

Ketiga, Nabi Muhammad terus-menerus membaca talbiyah, semenjak memasuki manasik hingga melempar jumrah aqabah pada hari 'Nahr' (10 Dzulhijjah). Ibnu Abbas ra meriwayatkan, "Sesungguhnya Nabi membaca talbiyah hingga dia melempar jumroh aqabah (HR Ibnu Majah) demikian pula Ibnu Mas'ud ra menyatakan. "Demi Tuhan yang mengutus Rasulullah dengan benar sungguh aku telah keluar bersama nabi dari Mina menuju Arafah dia tidak meninggalkan bacaan talbiyah hingga melempar jumroh aqobah, kecuali jika dia menyelanginya dengan bacaan tahlil atau takbir," (HR Hakim dan Ibnu khuzaimah).

 

Keempat, Nabi Muhammad, mandi sebelum memasuki kota Makkah untuk menghilangkan kecapaian dan kekusutan akibat perjalanan. Kemudian ketika memasuki Masjidil Haram, dia memulai dengan melakukan tawaf.

Hal ini sebagaimana diceritakan oleh Nafi ra, "Apabila Ibnu Umar ra datang ke kota Makkah dia selalu menginap di Dzi Thuwa (suatu kawasan sebelum kota Makkah) hingga pagi hari lalu dia mandi dan baru memasuki Makkah ketika hari sudah siang." (HR.Muslim).

Kelima, Nabi selalu menyempatkan diri berada di depan Hajar Aswad tanpa beralas kaki, menciumnya, bersujud dan menangis di depannya, mengusap di bagian rukun Yamani. Suwaid bin Ghafalah ra menceritakan, "Aku melihat Umar selalu mencium Hajar Aswad dan dia mengatakan aku melihat Rasulullah melakukan hal ini. (HR Muslim).

Keenam, Nabi Muhammad, sholat di belakang maqam Ibrahim lalu memulai Sai dari bukit Safa. Nabi berzikir dan berdoa di sana, dan kemudian di bukit Marwah, hal ini sebagaimana terdapat dalam sebuah hadis panjang riwayat sahabat Jabir ra dia berkata Rasulullah lalu menuju ke makam Ibrahim dan membaca.

"Dan jadikanlah sebagai maqam Ibrahim tempat sholat (Al Baqarah 125).

Kemudian dia keluar menuju bukit Shafa, dan setelah dekat dia membaca. "Sesungguhnya Safa dan Marwah adalah sebagian dari syariat Allah." (Al-Baqarah ayat 58).

Nabi berkata aku memulai dengan apa yang Allah mulai, maka Nabi memulai dari bukit Safa, setelah sampai di atas sehingga melihat Ka'bah dia menghadap kiblat seraya bertakbir dan bertahlil dengan membaca doa Sai. "Lailahailallah wahdahula syarikalah...."

 

 

Kesembilan, nabi memuliakan waktu-waktu dan tempat-tempat pelaksanaan ibadah haji titiknya bersabda dalam khutbah di Arafah sesungguhnya darah dan harta kalian adalah terhormat sebagaimana kehormatan hari kalian ini di bulan kalian ini di negeri kalian ini, (HR Muslim). Dalam sabda yang lain, sesungguhnya hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari Nahr (10 Dzulhijjah) dan hari Qurr 11 Dzulhijah (HR Abu Daud).

Ketujuh, Nabi berdiam lama di mas Masy'ril Haram Bukit Quzah di Muzdalifah untuk berdzikir dan memohon perlindungannya serta tunduk di hadapan nya. Hal ini demi menjalankan firman Allah SAW dalam surat al-Baqarah ayat 198.

"Tak ada dosa bagimu untuk mencari karunia rezeki hasil perniagaan dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari arah rumah berdzikirlah kepada Allah di Masy'ril Haram (Bukit Quzah di Muzdalifah) untuk berzikir dengan menyebut nama Allah sebagaimana yang ditunjukkannya kepadamu dan sesungguhnya sebelum itu kamu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat."

Kedelapan, Nabi Muhammad memakai wangi-wangian mengunjungi Masjidil Haram pada hari nahr yakni setelah dia melakukan tahallul awal. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Aisyah ra.

"Aku memakaikan wewangian untuk Rasulullah dari Mina sebelum mengunjungi Masjidil Haram."(HR Ibnu khuzaimah).

 

 
Berita Terpopuler