Penulis Kolom Manuskrip Islam Republika Dapat Bea Siswa FBK

Manuskip Islam adalah jembatan masa lalu dan masa kini bagi umat Islam.

IRWANSYAH PUTRA/ANTARA
Manuskrip Islam kuno.
Red: Muhammad Subarkah

REPUBLIKA.CO.ID, Penulis kolom Republika soal manuskrip Islam asal Palembang, Muhammad Daud, terpilih menjadi salah satu penerima bea siswa Program Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK) tahap II 2020 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Adanya dukungan dana  ini baginya sangat berarti terutama dalam menuntaskan kajian tentang manuskrip Islam yang bertebaran di Palembang. 

"Fasilitasi bidang kebudayaan sangat membantu kami dalam pembiayaan sosialisasi dan kajian naskah kuna  Komering-Palembang,'' kata Muhammad Daud, kepada Republika (17/12).

Menurutnya kajian manuskrip kuna tersebut sangat penting artinya bagi umat Islam. Bahkan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, manuskrip merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Obyek Pemajuan Kebudayan (naskah beserta segala informasi yang terkandung di dalamnya, yang memiliki nilai budaya dan sejarah, antara lain, serat, babad, hikayat, dan kitab). 

"Naskah kuno (manuscript) merupakan teks tertulis yang mengandung berbagai pemikiran, pengetahuan, adat istiadat serta perilaku masyarakat masa lalu. Dibandingkan dengan bentuk-bentuk peninggalan budaya material non-tulisan di Indonesia, seperti candi, istana, masjid dan lain-lain, peninggalan budaya dalam bentuk naskah jauh lebih besar,'' katanya lagi.

Menurut Daud, pihaknya pun selama ini telah mengumumkan kepada khalayak mengenai kajian tentang naskah kuna atau manuskrip Islam di Palembang tersebut. Ini dilakukan dengan membuat forum diskusi dan seminar dengan berbagai pihak bersama kaum milenial, budayawan, pegiat budaya, pemerintah, dan para pemilik naskah kuna.

Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru pun telah  mengapresiasi kegiatan FBK. "Pemerintah daerah menganggap kegiatan semacam ini perlu terus dilakukan. Terimakasih saya sampaikan kepada pihak yang terkait, khususnya pihak penyelenggara dan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,'' katanya.

Prof Duski Ibrahim selaku pembedah naskah kuna Komering berharap kedepannya kuna Islam kuna dari Komering yang dikaji, tetapi juga naskah-naskah kuna Musi Banyuasin, Muara Enim, dan daerah lain di Sumatera Selatan bahkan di seluruh provinsi di Indonesia.

"Hasil kajian naskah kuna Ogan Komering Ilir menjadi infrastruktur riset tentang Islam dan kebudayaan masyarakat Komering yang berperan sebagai jembatan antara masa lalu dan masa kini,'' tegasnya.

     

 

 

 
Berita Terpopuler