Tips Memilih Produk Reksa Dana Bagi Pemula

Dana investor reksa dana akan dikelola oleh Manajer Investasi yang berpengalaman.

Republika/Edwin DP
Investasi reksadana
Rep: Novita Intan Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat pertumbuhan jumlah investor pasar modal mengalami kenaikan 21,66 persen menjadi 3,02 juta investor pada Juli 2020. Adapun cakupan investor pasar modal mencakup investor reksa dana sebanyak 2,31 juta atau meningkat 30,50 persen dibandingkan akhir 2019 sebanyak 1,77 juta.  

Menurut Financial Educator dan Periset Lifepal.co.id, Aulia Akbar, sebagai salah satu instrumen investasi, reksa dana direkomendasikan bagi para pemula karena dana para investor akan dikelola oleh Manajer Investasi yang berpengalaman. Menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, seperti yang dikutip dari laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), reksa dana merupakan salah satu wadah yang digunakan masyarakat untuk menghimpun dana.

Aulia mengatakan ada beberapa keuntungan yang bisa didapat lewat berinvestasi reksa dana antara lain memiliki instrumen investasi yang terdiversifikasi otomatis, modal awal investasi yang kecil, bisa ditop-up, dan dicairkan kapan saja, dan bebas pajak. Secara sederhana, masyarakat melakukan urunan dana dan setelah terkumpul, dana tersebut dikelola sebagai bentuk investasi oleh manajer investasi ke dalam portofolio efek.

“Jika dilihat dari portofolio efeknya, reksa dana memiliki banyak jenis. Selain reksa dana pasar uang, ada pula reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, reksa dana saham, reksa dana terproteksi, reksa dana indeks, reksa dana dengan penjaminan, dan Exchanged Traded Fund (ETF),” ujarnya seperti dikutip dari keterangan resmi, Jumat (4/12).

Menurutnya produk reksa dana berisikan banyak hal terkait strategi pengelolaan reksa dana, pembatasan investasi, hingga orang-orang perusahaan manajer investasi tersebut. Aulia menyebut mencari tahu soal rekam jejak Manajer Investasi (MI) merupakan hal wajib yang harus dilakukan investor. 

“Pada era keterbukaan informasi, sangat mudah untuk mengetahui apakah Manajer Investasi yang dituju pernah terlibat kasus, atau pelanggaran hukum lainnya,” ucapnya.

Adapun jumlah dana kelolaan atau asset under management (AUM) perusahaan Manajer Investasi. Besarnya AUM menandakan tingginya kepercayaan investor terhadap MI. Sebab, tidak mungkin investor mempercayakan dana mereka dikelola oleh MI yang kinerjanya buruk.

“Data historis seputar imbal hasil sebuah reksa dana secara bulanan hingga tahunan tidak bisa dijadikan satu-satunya acuan untuk memilih produk reksa dana. Anda bisa melakukan perbandingan dengan menggunakan beberapa acuan atau benchmark,” ucapnya.

Menurutnya kinerja reksa dana yang disertai benchmark bisa ditemukan pada fund fact sheet produk reksa dana. Namun bisa melakukan perbandingan secara mandiri dengan menggunakan benchmark antara lain reksa dana pasar uang merupakan reksa dana yang memiliki underlying asset atau aset dasar berupa instrumen pasar uang.

“Beberapa di antaranya adalah deposito dan surat utang jangka pendek yang jatuh temponya di bawah satu tahun,” ucapnya.

Aulia menyebut kinerja reksa dana pasar uang memang tergolong lebih stabil ketimbang reksa dana lainnya. “Satu-satunya cara untuk mengukur performa reksa dana adalah dengan membandingkannya dengan deposito bank umum,” ucapnya.

 

Jika reksa dana yang dibeli adalah reksa dana saham, maka bisa menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk mengukur performanya. Ketika kinerjanya bisa mengalahkan IHSG secara konsisten, maka hal itu bisa dipertimbangkan. 

“IHSG pun bisa dijadikan benchmark untuk mengukur performa reksa dana campuran, asalkan komposisi portofolio efek reksa dana campuran tersebut, sebagian besarnya adalah saham,” ucapnya.

Reksa dana pendapatan tetap vs indeks obligasi

Sedangkan reksa dana pendapatan tetap, benchmark berupa Indonesian Indeks obligasi pemerintah, indeks obligasi korporat, atau ICBI (Indonesia Composite Bond Index). Semuanya tergantung isi dari underlying asset dari reksa dana pendapatan tetap yang dipilih.

“Ketika sebagian besar underlying asset adalah obligasi pemerintah, maka Indeks obligasi pemerintah bisa menjadi benchmark. Namun ketika obligasi swasta yang lebih banyak, Indeks Obligasi Korporat boleh dijadikan acuan,” ucapnya.

 

Ketika seseorang memilih instrumen investasi yang memiliki volatilitas tinggi maka mereka juga mengharapkan imbal hasil yang tinggi. Sharpe ratio bisa digunakan untuk tingkat risiko dari reksa dana.

“Tidak ada patokan berapa sharpe ratio yang terbaik. Sharpe ratio merupakan rasio yang mengukur kinerja reksa dana dengan perbandingan imbal hasil dan risiko (standar deviasi). Makin tinggi sharpe ratio maka semakin baik kinerja reksa dana tersebut,” ucapnya.

Jika menemukan nilai sharpe ratio negatif produk reksa dana, maka akan lebih baik bagi kita untuk memilih reksa dana yang sharpe ratio negatifnya paling kecil. Sharpe ratio yang negatif menandakan tingkat risiko lebih besar dibanding dengan tingkat pengembalian.

Ketika membeli reksa dana pada platform milik agen penjual efek reksa dana atau perusahaan sekuritas, maka nilai rasio ini akan tertera daftar reksa dana. Nilai sharpe ratio juga bisa berubah, bisa saja satu reksa dana saham memiliki nilai sharpe ratio yang tinggi dalam tiga bulan namun minus periode satu tahun.

 

Menurutnya draw down bisa dimaknai sebagai tingkat kerugian maksimal yang ada di produk reksa dana, atau bisa juga didefinisikan sebagai tingkat penurunan kinerja dari titik puncaknya ke titik terendah. Apabila sebuah reksa dana memiliki nilai draw down sebesar 30 persen setahun, berarti kinerja reksa dana tersebut pernah mengalami penurunan sebesar 30 persen. 

“Sama seperti sharpe ratio, nilai draw down juga bisa dipengaruhi oleh time frame,” ucapnya.

Aulia menyebut draw down yang tinggi umumnya ditemukan reksa dana campuran maupun saham. Untuk sebagian besar reksa dana pasar uang, nilai draw down ada di angka nol koma sekian. Bahkan tidak sedikit pula yang nilainya 0,00 persen. 

Kemudian Aulia mewaspadai Expense ratio bisa juga disebut sebagai perbandingan beban operasional reksa dana dengan rata-rata NAB dalam setahun. Pengelolaan sebuah reksa dana tentu akan memunculkan biaya. 

“Biaya-biaya tersebut sebut saja, biaya kustodian, trading, marketing, dan lainnya. Semakin kecil expense ratio mencerminkan kehandalan Manajer Investasi dalam mengelola produknya,” ucapnya.

Aulia juga meminta masyarakat bisa memiliki reksa dana sesuai dengan jangka waktu investasi, semakin pendek jangka waktu investasi, maka pilihan reksa dana yang disarankan adalah reksa dana yang volatilitas nilai aktiva bersih (NAB)-nya rendah. Namun untuk jangka panjang, maka pilihan reksa dananya akan semakin fleksibel, boleh yang rendah volatilitasnya atau yang tinggi karena mengharap imbal hasil yang besar.

Kemudian jangka waktu pendek satu tahun sampai tiga tahun, sangat disarankan untuk memilih reksa dana yang rendah fluktuasi seperti reksa dana pasar uang atau pendapatan tetap. Selanjutnya jangka menengah tiga tahun sampai lima tahun), disarankan untuk memilih reksa dana pasar uang, pendapatan tetap dan campuran. Sedangkan kebutuhan dana pendidikan di atas lima tahun, maka reksa dana saham boleh dicoba.

“Pada intinya produk investasi ini memang cocok bagi investor pemula, yang belum pernah berinvestasi. Namun sebelum memilih produknya, kenalilah lebih dalam seputar produk investasi ini,” ucapnya.

 
Berita Terpopuler