Jepang Soroti Kondisi HAM di Wilayah Xinjiang, China

China membantah ada pelanggaran HAM di Xinjiang.

AP Photo/Ng Han Guan
Menara penjaga dan pagar kawat berduri mengelilingi fasilitas penahanan di Kunshan Industrial Park, Artux, Xinjiang. Associated Press telah menemukan bahwa pemerintah Cina sedang melaksanakan program pengendalian kelahiran yang ditujukan untuk warga Uighur, Kazakh, dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang, bahkan ketika sebagian besar penduduk Han di negara itu didorong untuk memiliki lebih banyak anak. Langkah-langkah tersebut termasuk penahanan di penjara dan kamp, seperti fasilitas ini di Artux, sebagai hukuman karena memiliki terlalu banyak anak.(AP Photo/Ng Han Guan, File)
Rep: Kamran Dikarma Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang mengamati dengan cermat kondisi hak asasi manusia di wilayah Xinjiang China dengan prihatin. Demikian disampaikan juru bicara pemerintah Jepang Katsunobu Kato pada Rabu.

"Jepang meyakini pentingnya bahwa kebebasan, penghormatan terhadap hak asasi manusia dan supremasi hukum yang universal dalam komunitas internasional, juga dijamin di China," ujar kepala sekretaris kabinet Katsunobu Kato dalam sebuah konferensi pers.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan bahwa lebih dari satu juta warga Muslim telah ditahan di Xinjiang, yakni wilayah di China yang disebut para aktivis tempat kejahatan terhadap kemanusiaan.

China membantah adanya pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Muslim di Xinjiang. Pemerintah China mengatakan kamp-kamp di Xinjiang berfungsi untuk memberikan pelatihan kejuruan dan membantu memerangi ekstremisme.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler