Austria Buru Pria Bersenjata Teror Mematikan

Penembakan Wina: Pria bersenjata diburu setelah serangan 'teror' yang mematikan

Anadolu Agancy
Petugas keamanan berjaga setelah terjadi serangan teror di ibu kota Austria pada Senin malam (
Red: Muhammad Subarkah

IHRAM.CO.ID, Kanselir Austria Sebastian Kurz menyebutnya seranggnya di Wina sebagai serangan teror yang menjijikkan. Dia mengatakan seorang pria bersenjata tewas dalam peristiwa itu.

"Polisi sedang mencari setidaknya satu penyerang yang masih buron," kata menteri dalam negeri Austria seperti dilansir bbc.com.

Penembakan itu terjadi di dekat sinagoga pusat Wina tetapi belum jelas apakah itu targetnya. Kepala polisi kota itu sementara hanya mengatakan dua pria dan seorang wanita tewas. Setidaknya selusin orang lainnya terluka, kata para pejabat.

Serangan itu terjadi hanya beberapa jam sebelum Austria memberlakukan pembatasan nasional baru untuk mencoba membendung meningkatnya kasus virus korona. Banyak orang keluar menikmati bar dan restoran yang sekarang tutup hingga akhir November.

Para pemimpin Eropa mengutuk keras penembakan itu. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan dia "sangat terkejut dengan serangan mengerikan itu".

Apa yang kita ketahui tentang serangan itu?

Polisi mengatakan insiden itu dimulai sekitar 20:00 (19:00 GMT) pada hari Senin, dekat sinagoga Seitenstettengasse, ketika seorang pria bersenjata berat menembaki orang-orang di luar kafe dan restoran.

Anggota pasukan khusus dengan cepat tiba di tempat kejadian. Seorang polisi mengalami luka tembak sebelum petugas lainnya menembak pelaku yang bersenjatakan senapan otomatis, pistol dan parang.

Pemimpin komunitas Yahudi Oskar Deutsch dalam tweeter menyatakan bahwa sinagoga ditutup pada saat serangan dimulai.

Keterangan foto: Polisi menutup jalan-jalan dekat Schwedenplatz di Wina.

Seorang petugas yang menjaga sinagoga termasuk di antara yang terluka, seperti dilaporkan surat kabar Kronen Zeitung melaporkan.

Belum jelas berapa banyak penyerang yang terlibat dalam penembakan itu. Media Austria mengatakan satu orang telah ditangkap. Pernyataan ini mengutip kementerian dalam negeri.

Rekaman yang diposting di media sosial menunjukkan orang-orang berlarian di jalan saat suara tembakan terdengar. Ini berdasarkan keaksikan Chris Zhao yang berada di restoran terdekat saat penembakan dimulai.

 

Di Twitter, Kurz mengatakan, "Kami (austria) mengalami jam-jam sulit di republik ini,'' katanya seraya menambahkan bahwa tentara akan mengambil alih keamanan gedung-gedung utama di Wina.

"Polisi kami akan bertindak tegas terhadap para pelaku serangan teroris yang mengerikan ini. Kami tidak akan pernah membiarkan diri kami diintimidasi oleh terorisme," tegasnya.

Keterangan foto: Seorang pria mengangkat tangannya saat petugas polisi memeriksanya di jalan setelah baku tembak di Wina, Austria 2 November 2020. (Reuter)

Keterangan foto: Sejumlah orang telah dibawa ke rumah sakit, termasuk beberapa dengan luka serius (Reuters).

 

Austria sampai sekarang terhindar dari jenis serangan yang melanda negara-negara Eropa lainnya. Para pemimpin di seluruh wilayah mengutuk penembakan itu, dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa Eropa tidak boleh "menyerah" dalam menghadapi serangan.

"Kami, rakyat Prancis, berbagi keterkejutan dan kesedihan dengan rakyat Austria, malam ini dilanda serangan di jantung ibu kota mereka, Wina. Setelah Prancis, seorang teman kami diserang. Ini Eropa kami. Musuh kami harus tahu siapa yang mereka hadapi, " katanya.

Tiga orang tewas dalam serangan pisau di sebuah gereja di kota Nice, Prancis pekan lalu, dalam apa yang dikatakan Macron sebagai "serangan teroris Islam".

Perdana Menteri Inggris juga mengatakan negara itu bila pikirannya berada pada rakyat Austria."Kami bersatu dengan Anda melawan teror," sementara Menteri Dalam Negeri Priti Patel mengatakan "kami siap untuk mendukung dengan cara apapun yang kami bisa".

Presiden Dewan Eropa Charles Michel menyebutnya sebagai tindakan pengecut yang melanggar kehidupan dan nilai kemanusiaan.

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menyebut penembakan itu sebagai "tindakan keji" dan menyatakan "solidaritas" dengan Austria.

 
Berita Terpopuler