Kenali Sebab dan Cara Mencegah Infertilitas Pria

Infertilitas menjadi problem yang sering diabaikan karena masih dianggap tabu.

wordpress
Infertilitas
Rep: Binti Sholikah Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Selama ini, ketidaksuburan kerap diidentikkan dengan istri. Padahal laki-laki dan perempuan punya potensi yang sama terkait infertilitas. Gaya hidup sehat dinilai menjadi salah satu upaya untuk mencegah infertilitas.

Infertilitas pada pria dan penanganannya menjadi topik yang diangkat dalam webinar yang digelar Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Solo, Sabtu (3/10). Webinar tersebut menghadirkan narasumber dokter Spesialis Andrologi RS PKU Solo, Metanolia Sukmawati.

Metanolia mengatakan, infertilitas menjadi problem yang sering diabaikan karena masih dianggap tabu untuk dibicarakan. Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan usia istri lebih dari 35 tahun memproduksi sel telur mulai sedikit. Sedangkan pada pria, keadaan tertentu seperti faktor penyakit darurat misalnya kanker yang harus diobati dengan kemoterapi juga mempengaruhi kualitas sperma.

"Seringnya pihak istri yang diperiksakan, sementara suami enggan memeriksakan diri. Berdasarkan penelitian, ternyata faktor laki-laki berperan lebih banyak. Di Amerika dan Eropa laki-laki punya faktor lebih tinggi untuk infertil. Karena itu, perlu peran suami dan istri karena pentingnya sperma yang sehat dan telur yang baik untuk dapat terjadi pembuahan yang baik," kata Meta.

Meta menjelaskan, ada beberapa penyebab infertilitas pada pria. Di antaranya, terdapat gangguan hormonal seperti penurunan testosteron. Selain itu, stres dapat meningkatkan hormon prolaktin atau faktor kegemukan.

Baca Juga

Faktor lainnya, dari hasil pemeriksaan fisik terjadi ifeksi maupun gangguan seksual seperti disfungsi ereksi. Serta faktor unexplain infertility yang tidak diketahui penyebabnya, dimana ketika suami-istri diperiksa hasilnya semua baik.

"Varikokel penyebab paling sering kami temui di lapangan. Ada pelebaran pembuluh darah di buah zakar. Kadang-kadang terasa nyeri dan panas," imbuhnya.

Faktor obesitas atau adanya penumpukan lemak dapat menurunkan kualitas sperma. Kemudian, merokok 16-20 batang per hari dapat menyebabkan penurunan konsentrasi sperma dan volume sperma.

"Selain itu, kebiasaan memakai celana ketat, celana dobel-dobel, berendam air panas di atas 40 derajat dalam jangka waktu lama, serta stress juga dapat mempengaruhi kualitas sperma," kata dia.

Radiasi juga ditengarai menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas sperma. Seperti kebiasaan menyimpan ponsel di kantong atau mangku laptop dalam kurun waktu tertentu.

Kapan perlu periksa?

Langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk menindaklanjuti kasus infertilitas antara lain, berkonsuktasi dan melakukan periksaan diri ke dokter spesialis andrologi, kemudian dilakukan analisa sperma, pemeriksaan hormonal, dan jika perlu dilakukan USG.

Pemeriksaan hormon dilakukan jika konsentrasi sperma di bawah 5 juta atau ada pembesaran payudara pada laki-laki atau pertumbuhan sekunder tidak ada.

Meta juga memberikan tips meningkatkan kesuburan pria. Di antaranya, gaya hidup sehat, berhenti merokok, tidak minum alkohol, makan makanan bergizi yang mengandung antioksidan, olahraga enam jam per pekan dinilai sudah cukup. Selain itu, tidur cukup, hindari pemakaian celana ketat. Kemudian, jangan terlalu lama berendam air panas di atas 40 derajat, hindari memangku laptop atau menyimpan ponsel di saku celana, serta kurangi stress.

"Melihat beberapa penelitian pakar dan artikel, sepeda dan olahraga yang punya beban berat mempengaruhi kesuburan. Salah satu indikasi terjadinya varikokel bersepeda terlalu lama, atau gym pake beban berat lebih dari 50 kilogram. Saran saya, untuk gym paling baik 30 menit sehari atau dalam satu pekan enam jam saja, jadi tidak diforsir," kata  Meta.

Meta menambahkan, ada beberapa terapi untuk masalah infertilitas pria. Hal itu tergantung riwayat kesehatan. Terapi tersebut antara lain, pemberian antioksidan dan terapi sesuai kausa konsultasi bidang lain jika dibutuhkan teknologi reproduksi bantu (TRB), hingga pemberian micronutrient selama 75 hari atau 2,5-3 bulan.

"Micronutrient dengan pemberian 2,5-3 bulan, ternyata terdapat peningkatan volume, jumlah, dan gerakan progresif sperma," ungkapnya.

Selain itu, pada penelitian juga didapatkan hasil berupa kehamilan 30 persen setelah enam bulan treatment. Di sisi lain, RS PKU Solo telah menyediakan layanan inseminasi buatan, sedangkan layanan bayi tabung belum ada.

 
Berita Terpopuler