Jangan Asal Ikut Tutorial Olahraga, Ini Risikonya

Tidak sedikit tutorial olahraga yang memadatkan latihan sehingga terlalu berat.

Flickr
Tidak sedikit tutorial olahraga yang memadatkan latihan sehingga terlalu berat (Foto: ilustrasi olahraga)
Rep: Shelbi Asrianti Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai aplikasi yang menawarkan tutorial olahraga kini kian mudah diakses oleh masyarakat. Dokter spesialis kedokteran olahraga Michael Triangto menganjurkan untuk tidak sembarangan mengikutinya karena ada sejumlah risiko penyerta.

Baca Juga

"Saya selalu meminta pasien saya untuk lebih memperhatikan dan jeli melihat aplikasi, bukan hanya karena seru atau ramai diikuti," kata Michael pada diskusi virtual bertajuk "Olahraga dan Adaptasi Kebiasaan Baru", Rabu (9/9).

Dia mengatakan, aplikasi memang menarik dengan sejumlah hal yang terlihat mudah. Padahal, tidak sedikit tutorial di aplikasi yang memadatkan latihan sehingga terlalu berat dan justru tidak memberikan efek sehat untuk tubuh.

Michael meminta tiap individu untuk meninjau tujuan masing-masing dalam berolahraga. Secara umum, tujuan olahraga bisa untuk kesehatan, untuk mencapai prestasi (melampaui batasan fisik seperti para atlet), atau dengan tujuan rekreasi.

Aplikasi dan tutorial olahraga dengan gerakan yang terlalu menantang sudah pasti membuat diri melampaui batasan kemampuan. Apabila tujuan olahraga seseorang untuk kesehatan atau rekreasi, sebaiknya tidak melanjutkan karena itu tidak sesuai dengan tujuan.

Pasalnya, olahraga untuk kesehatan tidak memerlukan gerakan yang terlampau menantang. Cukup dengan latihan fisik yang normal-normal saja, atau ubah apa yang dicontohkan di aplikasi dan tutorial dengan kemampuan masing-masing.

Pada sejumlah kasus, seseorang merasa pegal sesudah berolahraga. Michael menjelaskan, rasa pegal itu muncul karena asam laktat, sampah dari energi yang dikeluarkan saat berolahraga. Rasa pegal bisa muncul saat itu juga atau menyusul kemudian.

Ada beberapa kemungkinan faktor penyebabnya. Bisa jadi orang yang berolahraga sudah lama tidak bergerak, lalu memulai lagi aktivitas fisik dengan terlalu cepat tanpa tahapan proporsional. Kemungkinan kedua, aplikasi dan tutorial yang diikuti tidak cocok untuk orang tersebut.

"Kuncinya, kalau saat latihan merasa sakit, berarti program latihan tidak cocok atau belum mampu dilakukan. Tapi jika saat latihan tidak apa-apa dan pegal menyusul besoknya, itu berarti program cocok namun intensitas berlebihan," ungkap Michael.

 
Berita Terpopuler