Rubayyi binti Mu'awwidz, Wanita Lihai Kisahkan Sifat Nabi

Sepanjang hidupnya Rubayyi banyak meriwayatkan hadits. 

Mgrol120
Rubayyi binti Muawwidz, Wanita Lihai Kisahkan Sifat Nabi. Ilustrasi
Rep: Ali Yusuf Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perjalan panjang Rasulullah SAW dalam menyebarkan agama Islam tidak terlepas dari dukungan dan bantuan para sahabatnya. Mereka rela membagi harta bendanya demi meringankan perjuangan Rasulullah SAW. 

Baca Juga

Sahabat Rasulullah ‎tidak hanya dari kalangan kaum pria. Sahabat dari wanita juga banyak diceritakan dalam Alquran dan kitab-kitab karangan para alim ulama terdahulu. 

Untuk menjadi sahabat‎ Rasulullah tidak susah, asalkan dia rela berserah diri kepada Allah, artinya masuk Islam dengan mengucapkan kalimatusyahadat. Wanita pertama yang menyatakan keislamannya kepada Rasulullah adalah Rubayyi binti Mu'awwidz, meski dikisahkan selain Rubayyi masih ada lagi wanita yang ketika secara bersamaan berbaiat kepada Rasulullah untuk masuk Islam. 

Dikisahkan dalam buku 100 Muslim Terhebat Sepanjang Masa karangan Abu Malik Muhammad Bin Hamid, Rubayyi berbaiat kepada Rasulullah‎ di sebuah pohon di kawasan Madinah untuk tempat baiat Rubayyi binti Mu'awwidz diberi nama baitur ridhwan. Rubayyi adalah orang yang sukses mendapatkan keridhan Allah SWT, sebagaimana yang difirmankan Surah al-Fath ayat 18-19. 

"Sesungguhnya, Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon. Maka, Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka, lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya) serta harta rampasan yang banyak yang dapat diambil. Dan, Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

Rubayyi termasuk shahabiyat agung dibina oleh Islam dan turut andil dalam kehidupan Islamiah serta terjun membina masyarakat Islam yang agung. Tak jarang Rubayyi juga ikut berperang di jalan Allah bersama Rasulullah SAW.

Setelah berbait kepada Rasulullah SAW‎, Rubayyi mulai membiasakan diri menjaga batas-batas dalam kehidupan sehari-harinya jika dinilai tidak ada manfaat dan banyak madaratnya. Rubayyi lebih baik menghindar bahkan tak jarang meninggalkannya. 

Setelah berbaiat kepada Rasulullah, sepanjang hidupnya Rubayyi banyak meriwayatkan hadits. Dia juga seorang wanita yang pandai tentang urusan agama.  Dengan demikian kaum Muslimin meng‎akui kemapuannya dalam menyampaikan hadits, bahkan para sahabat senior bertanya kepadanya dalam perkara agama. 

Kelebihan utama yang dimiliki Rubayyi adalah mampu menggambarkan sifat-sifat Rasulullah, padahal dia bukan wanita yang jadi istri beliau. Permintaan menggambarkan sifat Rasulullah SAW diminta oleh Abu Ubaidah bin Muhammad bi Ammar bin Yasir. 

Abu ketika itu bertanya. "Gambarkanlan sifat Rasulullah kepadaku".

Rubayyi dengan sigap menuturkan. "Wahai anakku, seandainya engkau melihatnya, seolah-olah engkau melihat matahari terbit."

 

 

Rubayyi juga telah meriwayatkan tentang sifat wudhu Rasulullah SAW, sebagaimana yang dikeluarkan Abu Dawud di dalam Sunannya. Rubayyi berkata, "Adalah Rasulullah SAW, mendatangi kami dan berbincang-bincang dengan kami. Beliau bersabda. "Tuangkanlah air agar aku berwudhu dengannya. Kemudian, beliau mencuci kedua telapak tangan tiga kali... (Al-Ishabah dalam Ramyizish Shababa VIII/80).

Rubayyi juga pernah berkata. "Suatu ketika, Rasulullah SAW, mendatangiku tatkala aku menjadi pengantin. Beliau masuk ke dalam rumahku, sementara beberapa wanita yang masih kecil menabuh rebana dan menyanjung orang tua mereka yang telah syahid dalam perang Badar. Tatkala ada mereka yang bersenandung, ketika itu Rasulullah ada di tengah-tengah kami, beliau seakan mengetahui apa yang akan terjadi besok, maka Rasulullah SAW bersabda. 

"Biarkan ia dan ucapkanlah apa yang telah diucapkan tadi," (HR. Abu Dawud).

Rubayyi menikah dengan Iyas bin Bakir dari Bani Laits. Ia lalu dikarunia seorang anak bernama Muhammad Iyas. Namun, pernikahan keduanya tidak lama.

Ketika itu di antara keduanya saling berbicara. Rubayyi menyampaikan isi hatinya kepada suaminya dan mengatakan dia tidak bisa lagi melanjutkan pernikahan bersama Bakir.

"Engkau memiliki seluruh apa yang aku miliki, maka caraikanlah aku," katanya.

Iyas menjawab, "Sudah aku cerai kamu".

Setelah itu, Rubayyi mengembalikan seluruh barang yang telah diberikan mantan suaminya itu, seperti pakai dan perhiasan, termasuk baju besi. Namun, ia menggugat hal itu di hadapan Utsman, ia berkata. " Itu adalah termasuk syara, maka aku kembalikan barang tersebut kepadanya (Bakir).

Mengenai peran serta Rubayyi dalam berjihad tidak diragukan lagi, ia adalah wanita yang selalu ikut perang bersama Rasulullah SAW. Rubayyi sangat aktif di depan dana belakang layar medan perang.

Dia juga menyempatkan menyiapkan apa yang menjadi kebutuhan muslimin dalam hal logistik, seperti makanan. Ia juga sering merawat para mujahid yang terluka saat perang.

Rubayyi melengkapi kepahlawanan para pasukan dengan memberikan motivasi, bekal, dan lain-lain. Apabila telah mencukupi urusan para mujahid, ia naik ke atas kudanya lalu menyerang musuh-mush Allah SWT dengan anak panah yang mengenai leher musuh. Rubayyi wafat pada kekhalifahan Mu'awiyah tahun 45 Hijriyah setelah mengukir sejarah hidupnya sebagai teladan bagi wanita Muslimah dalam hal berbuat baik, bertakwa, berilmu, dan berjihad di jalan Allah. 

 

 

 
Berita Terpopuler