Islam di Norwegia, Agama Terbesar Kedua Setelah Katolik

Umat Islam di Norwegia pertama kali masuk dalam statistik resmi pada 1980.

NewsinEnglish
Islam di Norwegia, Agama Terbesar Kedua Setelah Katolik. Masjid di Oslo, Norwegia.
Rep: Rizky Suryarandika Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi unjuk rasa anti-Islam di parlemen Norwegia digerakkan oleh kelompok Stop Islamization of Norway (SIAN) akhir pekan lalu. Aksi ini merembet ke kota Malmo, Swedia sebagai episode lanjutan islamofobia di Benua Biru.

Baca Juga

Aksi di Norwegia diwarnai perobekan dan peludahan Alquran hingga memancing keributan massa pendukung Islam yang mengadakan demo di waktu yang sama. Polisi kewalahan meredam emosi massa yang terlanjur meletup. Apalagi, setelah barikade ditembus, aksi baku hantam antarmassa sulit dihindari.

Polisi baru bisa meredam gejolak massa lewat penambahan personel dan penembakan gas merica. Polisi juga akhirnya menangkap sejumlah provokator, termasuk seorang perempuan yang menistakan Alquran.

Ada apa dengan Norwegia dan Islam? 

Sejatinya Islam adalah agama terbesar kedua disana setelah Katolik walau sejumlah lembaga punya angka berbeda soal jumlah populasi Muslim. Lembaga riset Pew mengalkulasi 5,7 persen populasi Norwegia ialah Muslim pada 2016. Statistics Norway memperkirakan 3,29 persen atau 175 ribu orang Norwegia sebagai Muslim pada 2019. 

Kapan Norwegia bersentuhan dengan Islam? 

Buku Yearbook of Muslims in Europe Volume 6 yang terbit pada 2017 mengungkapkan Raja Hakon Hakonsson dari kerajaan Norwegia kuno pernah mengirim hadiah besar pada Sultan kerajaan Tunisia di abad ke-12. Selanjutnya, Sultan mengirim utusan untuk mengucapkan terima kasih sekaligus membuka opsi kerja sama antarkedua kerajaan.

Dalam The Oxford Handbook of European Islam karya Jocelyne Cesari yang terbit pada 2017 menyebut populasi Muslim di Norwegia tak begitu terpantau sampai paruh kedua abad 20. Apalagi disebutkan imigrasi Muslim ke Norwegia cenderung terlambat jika dibandingkan ke negara lain di Eropa. 

Bahkan jumlah Muslim baru pertama kali masuk dalam statistik resmi pada 1980. Kala itu jumlah Muslim diklaim baru 1.006 orang saja.

Data ini didasari dari jumlah keanggotaan masjid atau mushala yang resmi. Diperkirakan jumlah Muslim lebih banyak dari data itu karena banyak Muslim cenderung tak jadi anggota masjid tertentu.

Imigran Muslim yang mengadu nasib ke Norwegia mayoritas berasal dari Palestina, Iran, Irak dan Turki. Sisanya berasal dari negara Timur Tengah lain, pecahan Yugoslavia dan Somalia. Jumlah mereka diperkirakan baru bertambah secara signifikan usai 1960-an. 

Mayoritas Muslim di Norwegia menganut aliran Sunni dan sisanya menganut aliran lain seperti Syiah. Diperkirakan 55 persen Muslim tinggal di kota besar seperti Oslo dan Arkershus.

Islam tak hanya dianut oleh para imigran, sebagian warga asli juga menganutnya. Yousef-Al Nahi dan Vegard Bjørge ialah warga asli yang menjadi mualaf. Keduanya fokus dalam isu toleransi dan hak minoritas di dunia maya dan dunia nyata.

 

 

Dimana Muslim Norwegia beribadah?

Masjid di Norwegia tak hanya digunakan sebagai tempat ibadah. Masjid turut menjadi lokasi diselenggarakannya kegiatan komunitas Muslim.

Sebagian masjid juga menyediakan jasa pemulangan jenazah Muslim yang ingin dikuburkan ke negara asal. Lokasi masjid biasanya berada di blok-blok tertentu di kota sehingga tak begitu terlihat di pusat kota.

Islamic Cultural Centre in Norway mengklaim sebagai Masjid yang pertama kali berdiri di Norwegia. Masjid yang berada di Oslo ini dibuka pada 1974.

Inisiasi pembangunan masjid dilakukan oleh para imigran asal Palestina yang mendapat bantuan dari Islamic Cultural Centre yang sudah membangun masjid di Kopenhagen, Denmark. Lalu Masjid Pusat Jamaat-e Ahl-e Sunnat dibangun pada 1976.

Masjid tersebut jadi yang terbesar kedua di Norwegia karena bisa menampung 6.000 jamaah. Sayangnya, Republika.co.id tak menemukan data resmi soal jumlah masjid di Norwegia. Namun ditaksir tiap kota besar disana memiliki tempat ibadah bagi Muslim

Muslim Norwegia dan ekstremis Islam

Parlemen Norwegia mengeluarkan undang-undang melarang pakaian Muslimah yang menutupi wajah di lembaga pendidikan dan pusat penitipan anak. Larangan ini berlaku bagi staf lembaga dan siswa yang berada disana.

Direktorat Integrasi dan Keberagaman Norwegia pernah mengadakan jajak pendapat pada 2014 tentang nilai Islam. Diperoleh hasil bahwa lima dari 10 orang yang mengikuti jajak pendapat menyatakan nilai Islam sepenuhnya atau sebagian tak sesuai dengan masyarakat Norwegia.

Namun dalam hal sikap pada ekstremis Islam, nampaknya mayoritas Muslim Norwegia tak setuju. Dari hasil jajak pendapat Forsvarets forskningsinstitutt (FFI) pada 2017 ditemukan hanya dua persen Muslim yang setuju pada aksi kekerasan berlandaskan Islam. Ada 4.200 responden Muslim yang mengikiti jajak pendapat itu.

Pemerintah Norwegia mengumumkan mereka yang tergabung dengan ISIS akan dicabut izin tinggalnya agar tak bisa kembali ke Norwegia pada Mei 2019. Hal ini menyusul kabar sekitar 70 orang dari Norwegia memilih berjuang untuk ISIS.

 

 

 
Berita Terpopuler