Proyek Infrastruktur Mandek, Permintaan Semen Turun

Sampai akhir Juli, penurunan permintaan Semen Indonesia telah mencapai 8,8 persen.

Republika/Bowo Pribadi
Aktivitas pabrik PT Semen Indonesia di Kabupaten Rembang.
Rep: Retno Wulandhari Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah menyebabkan banyak proyek infrastruktur ditunda atau dihentikan sementara waktu. Hal tersebut pun berdampak terhadap permintaan semen di PT Semen Indonesia Tbk (SIG) di sepanjang semester pertama 2020.

Direktur marketing dan Suplay Chain SIG, Adi Munandir, mengatakan permintaan terhadap semen SIG telah turun drastis hingga 7,7 persen pada paruh pertama tahun ini. Bahkan sampai akhir Juli, penurunan permintaan telah mencapai 8,8 persen.

Penurunan tersebut didominasi dari segmen infrastruktur dengan jenis semen curah (bulk cement). "Ini karena adanya perlambatan atau penjadwalan ulang proyek-proyek infraatruktur yang diinisiasi oleh pemerintah," kata Adi dalan gelaran Pablic Expose Live, Rabu (26/8).

Meski mengalami perlambatan yang sama, menurut Adi, penurunan  permintaan pada segmen semen kantong (bag cement) tidak sedalam segmen infrastruktur. Hingga Juli, permintaan terhadap segmen semen kantong hanya turun 5,4 persen.

Sampai akhir tahun 2020, Adi melihat, permintaan terhadap semen SIG masih akan melambat mengikuti tren di industri. Adi memperkirakan permintaan semen sampai akhir tahun akan tumbuh negatif sekitar 13-15 persen.

Meski demikian, Adi mengatakan, pihaknya akan terus berupaya menggenjot penjualan di segmen semen kantong. Adi melihat penjualan segmen ritel selama periode pandemi ini masih memiliki kekuatan terutama untuk segmen pelanggan pasar renovasi. 

"Kita lakukan pengembangan produk dan juga chanel baru untuk mengakses pasar tersebut melalui pengembangan digital," tutur Adi.

Baca Juga

Sedangkan untuk segmen semen curah, ia menambahkan, penjualannya masih bisa digenjot untuk proyek perumahan.

Adi mengatakan Perseroan juga akan tetap fokus pada penyempurnaan sinergi antar unit dan entitas anak, untuk menciptakan peluang-peluang baru. SIG meyakini, tingkat persaingan di industri semen masih akan tinggi, namun dengan sinergi yang dijalin antar unit dan entitas anak, Perseroan akan memiliki keunggulan kompetitif.

"Kami juga akan memaksimalkan portofolio anak usaha agar lebih berkontribusi terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan," tutup Adi.


 
Berita Terpopuler