Jabar Perketat Pengawasan, Waspadai Kasus Impor

Pembukaan kegiatan ekonomi disertai dengan pengendalian risiko penularan Covid-19

Abdan Syakura/Republika
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Rep: Arie Lukihardianti Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, sebelum Surat Keputusan (SK) dari Pemerintah Pusat turun, pihaknya intens menangani Covid-19.

"Karena SK-nya belum turun, maka gugus tugas masih bekerja sampai ada SK baru. Jadi, nggak ada kekosongan, semua tetap apa adanya," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (23/7).

Emil mengatakan, saat ini, pihaknya fokus mencegah kasus impor (imported case). Selain itu, pencegahan penularan di tempat risiko tinggi, seperti destinasi wisata, pasar, dan stasiun, dilakukan dengan menggelar tes masif.

"Karena banyaknya kasus impor dari orang luar Jawa Barat, maka kita akan mengetatkan kedatangan-kedatangan dan keluar orang-orang, dari dan keluar Jawa Barat. Begitu terkendali, Jawa Barat akan jauh lebih baik," katanya.

Memasuki Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), kegiatan ekonomi di Jabar mulai berjalan secara bertahap. Emil mengatakan, pembukaan kegiatan ekonomi disertai dengan pengendalian risiko penularan Covid-19.

"Kajian kita, yang terkoreksi paling tinggi (di angka) -4 persen itu industri, maka kemarin berita baik ada industri groundbreaking di Subang, menandai mereka sudah optimis dengan pengendalian Covid-19 di Jabar dan optimis dengan kualitas ekonomi industri," katanya.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler