Menkes Inggris Pertahankan Status Lockdown

Meski kasus virus corona dan kematian melandai, Inggris belum melihat penurunan.

EPA
Staf ambulans NHS tiba di London, Inggris, 13 April, 2020. Negara-negara di seluruh dunia mengambil langkah-langkah meningkatkan untuk membendung menyebarkan virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19
Rep: Dwina Agustin Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock mengatakan, wabah virus corona masih berada dalam posisi puncak, Kamis (16/4). Kondisi tersebut membuatnya masih mempertimbangkan status lockdown yang diterapkan Inggris untuk terus berjalan.

Baca Juga

"Kami pikir terlalu dini untuk melakukan perubahan," kata Hancock.

Hancock memang melihat jumlah kasus dan korban meninggal dunia akibat virus corona melandai. Namun, itu bukan artinya kondisi yang sedang dihadapi Inggris telah menurun.

"Meskipun kami telah melihat jumlah kasus melandai, dan bersyukur jumlah kematian juga melandai, tetapi itu belum mulai turun," ujar Hancock.

Kementerian Kesehatan melaporkan, angka kematian di rumah sakit Inggris akibat Covid-19 naik 761 menjadi 12.868 pada 14 April. Meskipun statistik yang lebih luas menunjukkan jumlah total korban jauh lebih besar dari yang dilaporkan.

"Jika kita baru saja merilis semua tindakan sekarang maka virus ini akan merajalela sekali lagi dan kita tidak bisa membiarkan itu terjadi," kata Hancock.

Ketika Inggris terburu-buru mencopot status karantina wilayah yang diberlakukan, Hancock khawatir justru wabah akan meningkat kembali. Kondisi tersebut akan membahayakan Inggris kembali. 

 
Berita Terpopuler