Antisipasi Corona, AS Umumkan Sejumlah Langkah Ekonomi Utama

AS tengah melihat kemungkinan pemotongan pajak gaji dalam membantu pegawai di sana.

AP
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pemerintahannya akan mengusulkan sejumlah langkah ekonomi terbaru dalam menghadapi dampak wabah virus corona terhadap negara itu pada Senin (9/3).
Rep: Puti Almas Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pemerintahannya akan mengusulkan sejumlah langkah ekonomi terbaru dalam menghadapi dampak wabah virus corona terhadap negara itu pada Senin (9/3). Beberapa di antaranya adalah memberikan upah per jam bagi para pekerja, untuk memastikan mereka dapat mengambil cuti sementara waktu dan menciptakan pinjaman untuk usaha kecil. 

Baca Juga

“Ini adalah sesuatu di mana kami ‘terlempar’ ke dalam dan kami telah menanganinya,” ujar Trump dilansir The Guardian, Selasa (10/3). 

Trump menjelaskan bahwa AS tengah melihat kemungkinan untuk melakukan pemotongan pajak gaji dalam membantu para pekerja di negara itu, sekaligus meningkatkan perekonomian secara menyeluruh sejak wabah virus corona menjadi pandemi global. Ia mengatakan bahwa secara rinci langkah-langkah ini akan diumumkan segera. 

Pria berusia 73 tahun itu juga mengatakan akan berdiskusi dengan Partai Republik di Kongres AS. Trump menuturkan dengan menerima upah per jam, para pekerja tak perlu khawatir mengenai gaji dan mereka dapat membantu maskapai penerbangan, jalur pelayaran, hingga industri perhotelan, di mana banyak perusahaan terlibat. 

Dilansir CNBC, Trump sejak lama menyarankan dilakukannya pemotongan pajak gaji, yaitu pajak yang dibayarkan oleh perusahaan dan karyawan untuk mendanai jaminan sosial guna meningkatkan perekonomian. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa kemungkinan ini akan menjadi langkah sementara dari Negeri Paman Sam. 

"Ekonomi akan berada dalam kondisi yang sangat baik setahun dari sekarang. Ini tidak seperti krisis keuangan. Ini tentang menyediakan alat likuiditas yang tepat untuk melewati beberapa bulan ke depan,” jelas Mnuchin. 

 
Berita Terpopuler