Pengungsi Pulau Haruku Ingin Pulang

Warga desa tidak terlalu berharap bantuan dari pemerintah

Antara/Izaac Mulyawan
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo meninjau proses belajar mengajar di SDN 1 Desa Oma, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Rabu (9/10/2019).
Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON - Ribuan jiwa pengungsi di Pulau Haruku, kabupaten Maluku Tengah yang terdampak gempa pada 26 September 2019 menyatakan keinginan mereka untuk segera kembali ke rumahnya.

"Memang masih banyak warga yang trauma dan takut dengan isu-isu gempa gempa besar dan tsunami akan terjadi, tetapi sebagian lainnya sudah ingin kembali ke rumahnya," kata Kepala Dusun Ori, Desa Pelauw, Pulau Haruku, Abdul Wahid Tuasikal, Ahad (22/12).

Sejauh ini Abdul Wahid mengaku, warganya sudah beraktivitas di rumah masing-masing saat siang hari, dan hanya saat malam anak-anak serta orang tua dan lanjut usia (lansia) yang tidur di tenda-tenda pengungsian sementara.

Dia juga menyatakan, warga desa Kabau tidak terlalu berharap bantuan dari pemerintah, sehingga secara swadaya memanfaatkan bahan-bahan dari alam sekitar untuk membuat tenda untuk menampung pengungsi.

"Memang kami tidak terlalu bergantung dengan bantuan pemerintah. Tetapi hendaknya tidak pilih kasih dalam penyaluran bantuan tanggap darurat sehingga masyarakat benar-benar merasakan bahwa pemerintah hadir untuk melindungi mereka," katanya.

 
Berita Terpopuler