Mengenal Kabah, Kiblat Umat Islam

Ka’bah disebut pula Baitullah (Rumah Allah)

ROL/Sadly Rachman
Kabah
Rep: Syahruddin el-Fikri Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ka’bah disebut pula Baitullah (Rumah Allah) atau Baitul Atiq (Rumah Kemerdekaan) dibangun berupa tembok persegi empat dari batu-batu besar berwarna kebiru-biruan yang berasal dari gunung-gunung sekitar Mekkah. Fondasinya dari batu marmer setebal ± 25 sentimeter (cm).

Sepanjang sejarahnya, hingga saat ini Ka’bah telah mengalami beberapa kali perbaikan atau renovasi tanpa mengubah bentuk dan posisinya. Lalu apa saja yang melengkapi bagian Kabah.

Kiswah adalah penutup dinding Ka’bah di masing-masing dindingnya. Kiswah tergantung dari atap sampai kaki (fondasi) yang terbuat dari kelambu sutra hitam, lebar total 658 M². Biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan kiswah ini mencapai 17 juta riyal dengan tenaga kerja sebanyak 240 orang, hal ini telah dilakukan sejak zaman Nabi Ismail.

Setiap tahun, kiswah ini dilakukan pergantian. Pergantian Kiswah, umumnya dilakukan pada tanggal 10 Djulhijjah ketika para jamaah sedang berada di Mina. Kiswah dihiasi dengan tulisan (kaligrafi) Al-Qur’an yang disulam secara khusus dengan benang emas.

Disebut juga dengan nama Al-Burk, ini terbuat dari bahan emas murni 99 karat, dengan berat keseluruhan 280 kg. Letak pintu ini dari lantai thawaf adalah 2,25 meter sedangkan daun pintunya memiliki panjangnya sekitar 3,06 meter dengan lebar 1,68 meter.

Pintu yang sekarang ini adalah hadiah dari Raja Khalid bin Abdul Aziz, karena dalam sejarahnya pintu ini telah berubah-ubah baik dari bahan baku, seni dan bentuknya. Nabi Muhammad SAW bersabda; “Siapa yang masuk ke Baitullah berarti dia masuk dalam kebaikan, keluar dari kejahatan dan dia mendapatkan ampunan.” (HR Ath–Thabrani dari Ibnu Abbas).

Adalah batu hitam yang terletak disudut sebelah tenggara Ka’bah, yaitu sudut dimana Thawaf dimulai. Hajar Aswad berasal dari syurga yang dibawa oleh Malaikat Jibril atas perintah Allah SWT, batu ini terdiri dari 8 keping yang terkumpul diikat dengan lingkaran perak.

Talang air ini dulunya belum ada, karena Ka’bah belum memiliki atap. Namun pada saat renovasi Ka’bah yang dilakukan suku Quraisy, bangunan ini diberi atap, hingga memerlukan talang air.

Talang air sering diganti dan yang ada sekarang adalah hadiah dari Sultan Abdul Majid Khan Bin Sultan Muhammad Khan dari Konstantinopel pada tahun 1276 H (1859 M). Bahan talang ini dilapisi emas seberat 40 kg. Letak talang emas ini persis di depan Hijr Ismail.

 
Berita Terpopuler