BTN Tingkatkan Pengawasan ATM

Nasabah diingatkan untuk sering mengganti password ATM.

ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Warga keluar dari Galeri e-Banking BRI di Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (13/3). Sejumlah nasabah BRI resah dan memilih menarik uangnya dari ATM menyusul kasus hilangnya uang nasabah BRI secara misterius di sedikitnya tiga wilayah kantor cabang.
Rep: Binti Sholikah Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Tabungan Negara (BTN) meningkatkan pengawasan terhadap mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Upaya tersebut menyusul adanya kasus kejahatan dengan modus skimming yang terjadi pada nasabah salah satu bank besar di Tanah Air.

Direktur BTN, Budi Satria, menyatakan, pada prinsipnya apa yang dilakukan BTN sama dengan bank lain. BTN selalu mengingatkan nasabah untuk tidak sekali pun memberikan data-data yang berkaitan dengan kartu yang bersangkutan. Terutama data nama ibu kandung, apalagi password dan lain-lain.

"Nasabah juga diingatkan untuk sering-sering mengganti password-nya untuk mengantisipasi fraud atau penyalahgunaan data milik nasabah," kata Budi saat dihubungi Republika.co.id, Senin (19/3).

Selain mengingatkan nasabah, lanjutnya, BTN juga meminta kepada kantor-kantor cabang untuk lebih meningkatkan pengawasan. Terutama pengawasan terhadap mesin-mesin ATM yang berlokasi di tempat yang rawan. "Yang jelas pengawasannya lebih sering daripada sebelumnya," tegasnya.

Budi menambahkan, selama ini BTN belum menerima keluhan dari nasabah terkait kasus skimming. Dia berharap, dengan sistem pengawasan serta kesadaran dari nasabah, tidak terjadi kasus penyalahgunaan data nasabah. "Alhamdulillah tidak ada. Jangan sampai," ujarnya.


 
Berita Terpopuler