Sejarah Hari Ini: Gempa Ekuador Tewaskan 5.000 Orang

Gempa bumi (ilustrasi)
Rep: Lida Puspaningtyas Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, Pada hari ini tahun 1859, Quito di Ekuador diguncang salah satu gempa terburuk di wilayah itu. Quito memang terkenal sebagai tempat rawan gempa selama bertahun-tahun.

Gempa menewaskan sekitar 5.000 orang dan menghancurkan sejumlah bangunan paling terkenal di Amerika Selatan. Gempa terburuk yang pernah dialami Quito terjadi pada 1797, diperkirakan 40 ribu orang tewas saat itu.

Gempa itu juga mengaktifkan gunung merapi Cotopaxi. Pada 22 Maret 1859, gempa terjadi selama lima menit pada pagi hari. Gedung-gedung rumah dan gereja rata dalam sekejap. Bangunan pemerintahan dan istana tidak terkecuali.

Gempa kuat lainnya terjadi pada Agustus 1949. Saat itu, guncangan menewaskan sekitar 6.000 orang dan membuat 100 ribu orang tidak punya rumah.

Pada hari ini tahun 1956, pemimpin hak-hak sipil, Pendeta Martin Luther King dihukum karena mengorganisir boikot bus ilegal oleh penumpang hitam. Boikot dilakukan di Alabama, AS.

King yang saat itu berusia 27 tahun didenda 500 dolar AS. Namun, pengacaranya mengajukan banding dan denda diubah menjadi hukuman penjara 386 hari.

Boikot bus ini berlangsung total 382 hari dan berakhir pada Desember 1956 setelah perusahaan bus di seluruh Alabama dipaksa untuk mematuhi putusan Mahkamah Agung AS.

MA memutuskan segregasi di angkutan umum adalah ilegal. Martin Luther King yang melakukan kampanye non-kekerasan untuk persamaan hak kulit hitam sepanjang 1950-an dan 1960-an telah dipenjara berkali-kali.

Pada bulan Agustus 1963 ia menyampaikan pidato terkenalnya yang berjudul "Saya punya mimpi" di pawai di Washington. Pidato ini menarik lebih dari 250.000 demonstran.

Tahun berikutnya ia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian. Dia selamat setelah beberapa upaya pembunuhan tetapi tetap dibunuh pada April 1968.


Pada hari ini tahun 1945 silam, Liga Arab terbentuk. Perwakilan dari Mesir, Suriah, Lebanon, Transyordania, Arab Saudi, Irak, dan Yaman bertemu di Kairo untuk membentuk organisasi regional negara-negara Arab.

Tujuan Liga Arab adalah untuk menggenjot perkembangan ekonomi wilayah, menyelesaikan sengketa antara anggota-anggotanya, hingga menyatakan koordinat politik.

Saat Israel terbentuk pada 1948, anggota Liga Arab ikut bergabung menyerang. Dua tahun kemudian, negara-negara Arab menandatangani pakta pertahanan bersama.

Pada 1965, sekitar 15 negara Arab bergabung dalam organisasi dan terbentuklah pasar seperti sekarang. Saat ini, total 22 negara yang tergabung di dalamnya. Piagam Liga Arab melarang para anggotanya menggunakan kekerasan teradap satu sama lain.

 
Berita Terpopuler