Sejarah Hari Ini: 300 Orang Tewas dalam Tabrakan Kereta Pakistan

onislam
Warga Pakistan memadati kereta api yang membawa mereka ke kampung halaman untuk merayakan Idul Fitri.
Rep: Fira Nursya'bani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah kereta penumpang bertabrakan dengan kereta tanker pengangkut minyak di Provinsi Gambar, Pakistan Barat pada 29 September 1957. Kecelakaan tersebut merenggut nyawa 300 orang dan melukai 150 orang lainnya.

Kereta penumpang yang saat itu sedang dalam perjalanan menuju Karachi, sangat penuh sesak. Namun, banyaknya penumpang bukan menjadi penyebab kecelakaan, melainkan karena rute yang buruk dan tidak adanya sinyal masuk.

Sementara, saat itu kereta pembawa minyak sedang berjalan di rel yang sama. Masinis tidak menyadari adanya kereta lain karena tidak ada sinyal peringatan dari titik lokasi kereta tanker.

Kereta penumpang yang saat itu sedang dalam kecepatan penuh, langsung menabrak bagian belakang kereta tanker, tepat sebelum tengah malam.

Tabrakan itu memicu ledakan yang sangat besar dan membahayakan penumpang yang selamat. Upaya penyelamatan langsung dilakukan. Sejumlah jenazah bahkan banyak ditemukan puluhan meter dari lokasi kecelakaan.

Selanjutnya: Pesawat Ulang Alik Discovery AS, Kembali ke Ruang Angkasa

 




Pesawat ulang alik Discovery milik Amerika Serikat kembali ke ruang angkasa untuk kedua kalinya pada 29 September 1988. Dua setengah tahun sebelumnya, Discovery berhasil pergi ke ruang angkasa dalam misi peluncuran pesawat berawak pertama AS, setelah insiden Challenger.

Kali ini, Discovery diawaki oleh lima astronaut, yaitu Frederick Hauck, Richard Covey, John Lounge, George Nelson dan David Hilmers. Tujuan utamanya adalah untuk meluncurkan satelit komunikasi, setelah satelit sebelumnya meledak.

Discovery lepas landas dari Cape Canaveral setelah 90 menit penundaan karena kondisi cuaca yang buruk. Setengah juta orang menyaksikan peluncuran di Kennedy Space Center, NASA.

Sebelum lepas landas, ketegangan terjadi di ruang kontrol pusat. Laporan cuaca mengatakan angin di bagian atas atmosfer terlalu ringan.

Namun, Discovery berhasil menyelesaikan misi yang dilakukan empat hari ini. Misi ini dinilai penting bagi program ruang angkasa AS.

"Saya senang melihat kami bisa pergi lagi, berarti kami bisa melakukan penelitian yang seharusnya," ujar Senator John Glenn, dikutip dari BBC.

Presiden AS, Ronald Reagan, juga menyaksikan peluncuran Discovery dari Gedung Putih. Ia menyatakan kegembiraannya atas prestasi NASA.

"Amerika kembali ke ruang angkasa! Kami menyelesaikan misi dan dapat mengembalikan lima awak pesawat dengan aman," kata dia.

Selanjutnya: Stacy Allison, Perempuan AS Pertama yang Sampai Puncak Everest




Stacy Allison dari Portland, Oregon, menjadi perempuan Amerika Serikat (AS) pertama yang mencapai puncak Gunung Everest, Himalaya pada 29 September 1988. Puncak Everest berada pada 29.035 kaki di atas permukaan laut dan merupakan titik tertinggi di bumi.

Dilansir dari History, Allison, yang tergabung dalam American Northwest Everest Expedition, menaiki puncak Himalaya menggunakan rute punggungan tenggara. Gunung Everest berada di Pegunungan Himalaya, yang terbentang di sepanjang perbatasan antara Nepal dan Tibet.

Gunung tersebut dijuluki Chomo-Lungma, yang artinya "Ibunya Dewi Tanah," oleh orang-orang Tibet. Inggris lalu menamainya Gunung Everest dari nama Sir George Everest, seorang surveyor Inggris abad ke-19.

Perjalanan ke Puncak Everest mencapai dua per tiga perjalanan menuju lapisan atmosfer bumi. Kadar oksigen di sana sangat rendah, begitu juga dengan suhu yang dingin, dan cuaca yang tidak dapat diprediksi.

Pada Mei 1953, pendaki dan penjelajah Edmund Hillary dari Selandia Baru dan Tenzing Norgay dari Nepal menjadi pendaki pertama yang mencapai puncak. Sepuluh tahun kemudian, James Whittaker dari Redmond, Washington menjadi warga AS pertama yang sampai ke puncak.

Pada 1975, pendaki Junko Tabei dari Jepang menjadi perempuan pertama yang berhasil menaklukkan Everest. Tiga tahun kemudian, Reinhold Messner dari Italia dan Peter Habeler dari Austria mencapai apa yang telah diperkirakan sebelumnya mustahil, yaitu mendaki ke puncak Everest tanpa oksigen.

 
Berita Terpopuler