Bom Bunuh Diri Pengadilan Pakistan Tewaskan 12 Orang

AP Photo/Karim Kadim
Noda darah terlihat usai ledakan bom bunuh diri.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Sedikitnya 12 orang, termasuk empat pengacara tewas dan 27 orang lagi cedera dalam serangan bunuh diri terhadap satu pengadilan wilayah di Kota Mardan di bagian barat laut Pakistan pada Jumat (2/9).

Menurut Wakil Inspektur Jenderal Polisi Ejaz Khan, peristiwa itu terjadi ketika seorang pengebom bunuh diri melemparkan granat tangan ke beberapa polisi yang menjaga pintu masuk pengadilan dan bergegas memasuki gedung pengadilan. Tapi seorang polisi penjaga memburu dia dan melepaskan tembakan sebelum ia bisa memasuki ruang pengadilan.

Penembakan terhadap pengebom bunuh diri tersebut membuat jaket bomnya meledak sehingga menewaskan 12 orang, termasuk empat pengacara dan dua polisi, dan membuat 27 orang lagi cedera, kata Khan. Beberapa laporan sebelumnya mengatakan pembom bunuh diri itu meledakkan jaket bomnya di pintu gerbang ketika penjaga meminta dia untuk melakukan penggeledahan.

Menurut petugas pertolongan Haris Habib, sedikitnya delapan orang yang cedera berada dalam kondisi kritis. Mereka kini dirawat di ruang perawatan intensif di Rumah Sakit Kompleks Medis Mardan di kota itu.

Segera setelah serangan tersebut, pasukan keamanan, polisi dan tim pertolongan bergegas ke lokasi dan membawa mayat serta korban cedera ke rumah sakit. Seorang pejabat Pasukan Penjinak Bom mengatakan peledak sebanyak lima-enam kilogram serta bantalan bulat digunakan di jaket pengebom bunuh diri.

Polisi dan pasukan keamanan telah menutup daerah itu dan melakukan operasi pencarian. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Presiden Pakistan Mamnoon Hussain dan Perdana Menteri Nawaz Sharif mengutuk serangan itu dan menyampaikan solidaritas kepada keluarga korban ledakan tersebut. "Pelaku teror dihancurkan oleh pasukan keamanan, jadi mereka melakukan pembalasan. Kami takkan membiarkan mereka, mereka akan dibersihkan dari setiap sudut negeri ini," kata Sharif.

 
Berita Terpopuler