Wednesday, 17 Syawwal 1443 / 18 May 2022
Sajak-sajak oleh Tasneem Khaliqa Israkhansa.
Indeks +
Syair
Sebelas anak Tsanawiyah tenggelam
Sastra siber hadir sebagai cabang sastra tak terelakkan
Almarhum Sapardi memiliki banyak puisi yang abadi.
Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni.
Seumpama baqa selubungnya, tentulah fana sampirannya
Warna itu ibarat baju, dalam hati siapa tahu.
Berlabuhlah sang kala: bertawaf semesta, sekeping zarah
Dapatkah engkau membisikku lagi, tentang kesetiaan embun pagi.
Buah kersen sisamu, jatuh berguguran. Warna warni memesona hati.
Air mata, mata airku, saksi suka dukaku.
Pilkada penting, tapi nyawa bangsaku jauh lebih penting.
Ayo berbagi, kami sudah mulai, di sini!
Berbuat bermanfaat dan bermartabat atas nama agama, atau pancasila.
Corona, engkau adalah makhluk multi wajah.
Jika ada satu-satunya hati, mengapa mesti kau pergi.
Jika rindu bergelantung dalam ruang kalbu, Gelora membuncah basahkan angan membiru.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana adalah puisi terpopuler milik Sapardi.
Perlahan tapi pasti, berlalu-lalang manusia-manusia itu kembali berasumsi.
Aku lupa, pada malam apa terakhir kita saling meneriaki rindu.
Atas semua cinta, dan rindu yang tak kau selamatkan.
Hanya Engkau yang mampu wujudkan harapan.
Ya Allah, apakah ini, Inikah Lailatul Qadar?
Corona mengusik kesadaran kita untuk mencintai sesama
Sabar adalah kepasrahan tulus dari dasar kalbu.
LOAD MORE