Rabu 16 Nov 2022 10:10 WIB

Carlos Queiroz Izinkan Para Pemain Iran Lakukan Protes pada Negara Selama Piala Dunia

Queiroz meminta pemainnya harus melakukan protes sesuai aturan kompetisi.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Endro Yuwanto
Pelatih timnas Iran Carlos Queiroz tiba bersama para pemain timnya di bandara Internasional Hamad di Doha, Qatar, Senin, 14 November 2022. Menjelang Piala Dunia mendatang. Iran akan memainkan pertandingan pertama di Piala Dunia melawan Inggris pada 21 November 2022.
Foto: AP Photo/Hassan Ammar
Pelatih timnas Iran Carlos Queiroz tiba bersama para pemain timnya di bandara Internasional Hamad di Doha, Qatar, Senin, 14 November 2022. Menjelang Piala Dunia mendatang. Iran akan memainkan pertandingan pertama di Piala Dunia melawan Inggris pada 21 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Para pemain timnas Iran diperbolehkan bergabung dalam protes yang melanda negara atas hak-hak perempuan saat bermain di Piala Dunia 2022 Qatar. Namun, pelatih Iran, Carlos Queiroz, meminta pemainnya harus melakukan protes sesuai aturan kompetisi.

Kantor berita aktivis HAM HRANA, mengatakan sudah ada 344 orang meninggal dan 15 ribu lebih ditangkap selama dua bulan terakhir protes nasional. Protes itu dipicu oleh tewasnya wanita berusia 22 tahun, Mahsa Amini, dalam tahanan polisi moral.

Baca Juga

Iran menegaskan kematian itu disebabkan oleh kondisi yang sudah ada sebelumnya, dan menuduh musuh-musuhnya mengobarkan kerusuhan untuk mengacaukan negara. Demonstrasi telah berubah menjadi krisis legitimasi lembaga ulama, yang berkuasa selama lebih dari empat dekade.

Pemain Iran menutupi lencana tim nasional ketika memainkan dua pertandingan pemanasan internasional pada September 2022 lalu. Gestur itu ditafsirkan sebagai dukungan untuk protes besar-besaran tersebut.

Namun para pemain itu dikritik karena sempat bertemu dengan para pemimpin Iran sebelum berangkat ke Doha. Sementara sang pelatih membebaskan pemainnya untuk terus melakukan protes.

''Para pemain bebas untuk memprotes seperti yang mereka lakukan, selama itu sesuai dengan peraturan Piala Dunia dan semangat permainan,'' ujar Queiroz dikutip dari ESPN, Rabu (16/11/2022).

Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) telah menentang para pemain, tim, dan penggemar yang terlibat dalam protes dan slogan. Tetapi pada tahun lalu FIFA telah mengambil sikap yang lebih toleran terhadap protes, seperti ketika beberapa tim mengenakan kaus yang menyerukan hak asasi manusia dalam protes yang ditujukan untuk tuan rumah Piala Dunia 2022, Qatar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement