Selasa 16 Aug 2022 16:20 WIB

Merdeka dari Kemiskinan

Pengentasan kemiskinan, masih menjadi pekerjaan rumah serius bangsa Indonesia.

Agung Wicaksono, Direktur Utama Laz Nasional LMI
Foto:

Memaknai kemerdekaan

Kita tentu masih ingat saat Indonesia kembali dikukuhkan sebagai negara paling dermawan di dunia versi World Giving Index 2021. Laporan World Giving Index (WGI) yang dirilis Senin (14/6) oleh CAF (Charities Aid Foundation) menempatkan Indonesia di peringkat pertama dengan skor 69%, naik dari dari skor 59% di indeks tahunan terakhir yang diterbitkan pada tahun 2018. Pada saat itu, Indonesia juga menempati peringkat pertama dalam WGI.

Hasil penelitian CAF menunjukkan lebih dari 8 (delapan) dari 10 orang Indonesia menyumbangkan uang pada tahun ini, sementara tingkat kerelawanan di Indonesia tiga kali lipat lebih besar dari rata-rata tingkat kerelawanan dunia.

Saya merasakan sendiri kebaikan masyarakat Indonesia karena 21 tahun berkecimpumpung dalam dunia filantropi. Budaya Indonesia terkenal sebagai budaya gotong-royong. Budaya suka membantu antar sesama. Hal itu bisa dilihat saat terjadi gempa, tsunami, atau banjir bandang. Banyak dari masyarakat kita yang berlomba-lomba membantu saudaranya yang kesusahan.

Dalam 5 tahun terakhir ini, lembaga yang saya pimpin sudah memberi manfaat kepada 600an ribu jiwa dari seluruh masyarakat Indonesia. hal itu masih sangat kecil dibanding dengan kondisi masyarakat miskin di tanah air. Namun, bukan berarti ke depan tidak bisa membantu lebih banyak lagi. Dengan berjuang bersama-sama kebaikan akan sampai kepada yang membutuhkannya.

Pengentasan kemiskinan perlu adanya program yang memperbaiki dari sudut struktural, kultural dan spiritual. Perbaikan struktural berkaitan dengan sistem kehidupan orang miskin bersama lingkungan dan kekuasaan, kultural berkaitan dengan budaya dan tingkah laku keseharian, dan aspek kultural berkaitan dengan hubungannya dengan Tuhannya. Saat ketiganya diperbaiki, senyatanya kemiskinan akan bisa dientaskan sedikit demi sedikit.

Di sisi yang lain, orang miskin akan kesulitan untuk menyelesaikan kemiskinannya jika dilakukan sendiri. Perlu adanya bantuan dan kolaborasi dari berbagai pihak, baik pemerintah, akademisi, lembaga kemanusiaan, dan ketekunan orang miskin itu sendiri untuk keluar dari jerat kemiskinan.

Memaknai kemerdekaan adalah memaknai perjuangan founding father bangsa ini, salah satunya Bung Karno. Sepatutnya merayakan kemerdekaan adalah merayakan kedermawanan. Sebab masih banyak masyarakat miskin yang membutuhkan pertolongan kita. bukan hanya bangun jiwa dan raga, namun juga selalu membantu antar sesama.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement