Ahad 27 Mar 2022 17:03 WIB

Memperkuat Tradisi Pendidikan Berkualitas di Pulau Rempah Maluku

Maluku menjadi provinsi dengan partisipasi pendidikan tertinggi kedua setelah DIY.

Ilustrasi Peta Jalan Pendidikan
Foto:

Berbekal tekad dan kuat serta kolaborasi berbasis visi dan motto bersama tersebut, FKIP menjalankan Program yang bertujuan meningkatkan kualitas guru di Maluku melalui program FKIP Mengajar bertemakan “Peningkatan Kompetensi Guru Mata Pelajaran,” yang kemudian dilanjutkan dengan Simulasi Uji Kompetensi Guru (UKG). Program tersebut sejalan dengan implementasi Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM) yang diharapkan mampu memberikan pengalaman kontekstual lapangan untuk para calon guru, sehingga dapat memperkuat kesiapan kerja (link and match) lulusan FKIP.

Di samping itu, FKIP juga memperkuat penelitian melalui kegiatan beragam penelitian, baik Penelitian Dasar, Penelitian Dosen Pemula, Penelitian Terapan, serta Penelitian Pengembangan dan Penelitian Pascasarjana. Diharapkan beraneka penelitian ini akan mampu berkontribusi dalam menyumbang publikasi di berbagai jurnal internasional bereputasi sehingga mampu meningkatkan sitasi dan mengerek nama FKIP dan Unpatti.

Melengkapi Tri Dharma pengajaran dan penelitian, FKIP juga melakukan program pengabdian pada masyarakat melalui Program Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat, serta Program Pengembangan Kewirausahaan. Sesuai dengan konteks Maluku yang terdiri dari banyak pulau, FKIP Unpatti juga melakukan pendampingan untuk kabupaten di kepulauan.

Berbagai program dan kegiatan seperti Focus group Discussion, Webinar Pendidikan, Pelatihan dan Pendampingan Riset Kuantitatif-Kualitatif dan Publikasi Ilmiah, Perayaan Hari Pendidikan Nasional, Pendampingan Penyusunan Instrumen Akreditasi melibatkan pemangku kepentingan yang lebih luas termasuk Dinas Pendidikan di 11 kabupaten/kota di Provinsi Maluku. Antara lain Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Buru, Kabupaten Buru Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Kepulauan Aru, Kabupaten Maluku Barat Daya, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Kota Ambon dan Kota Tual.

Beragam program dan kegiatan tersebut dilakukan sebagai bentuk implementasi kerja sama, membangun kemitraan dan menghadirkan FKIP, sehingga keberadaan FKIP secara khusus dan Unpatti secara umum di tengah masyarakat tidak menjadi menara gading namun diharapkan bisa menjadi mercusuar yang mampu menerangi dan memberi arah pembangunan pendidikan di kabupaten/kota. Beragam pengalaman lapangan di berbagai pulau yang dirasakan para mahasiswa mampu memberikan pembelajaran sekaligus menempa mereka agar lebih siap berkiprah di dalam masyarakat.

Pengiriman mahasiswa dengan pendampingan para dosen ke berbagai pulau juga memberikan ruang pembelajaran yang lebih leluasa agar mendapatkan berbagai pembelajaran di lingkungan yang berbeda, dengan tantangan yang bervariasi. Di samping itu, dengan pemahaman masyarakat dan daerah tempat berkiprah akan memacu untuk membantu mencari solusi pembangunan pendidikan yang ada di lapangan bahkan dapat berkontribusi dalam mendorong peluang kewirausahaan.

Beragam kemajuan yang telah diraih perlu terus dirawat dan ditingkatkan. Untuk itu FKIP dan Unpatti secara umum, di samping terus meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana termasuk Laboratorium Terpadu pendukung Blok Masela yang baru dibangun dan diresmikan juga perlu melakukan beragam upaya lainnya, yaitu: Pertama peningkatan kualitas dosen dengan memberikan kesempatan untuk mencapai kualifikasi S3 dan juga kesempatan untuk mengajar di kampus lain atau riset di luar negeri sebagai bagian dari program mobilitas pendidik; Kedua peningkatan produktivitas riset dan inovasi unggulan yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat dan kebutuhan ekonomi lokal.

Ketiga pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi [TIK] untuk mensinergikan pembelajaran luring dan daring dengan beragam konten pembelajaran berbasis blended-learning sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran sekaligus menjangkau mahasiswa lebih luas. Keempat meningkatkan kemampuan lulusan terkait literasi data, teknologi dan manusia sehingga dapat memanfaatkan TIK lebih baik seraya tetap merawat hubungan antarmanusia; Kelima terus-menerus melakukan pemutakhiran kurikulum yang berorientasi baru dan kontekstual dengan mengombinasikan literasi lama (membaca, menulis, dan matematika) dan literasi baru sebagai modal dasar berkiprah di masyarakat.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement