Aktivis Kemanusiaan, Alissa Wahid mengungkapkan, dirinya bersama Nenilai (Gerakan kerja sama para pakar dan penanggulangan kemiskinan, Bappenas dan DayaLima Abisatya untuk memajukan Indonesia) melakukan inisiatif untuk memahami nilai-nilai yang ada di masyarakat lewat survei online dengan 50 ribu responden di tanah air yang dilakukan pada Juli-Desember 2020.
Survei Nenilai itu, ungkap Alissa, ditujukan untuk assesment nilai apa saja yang ada di masyarakat Indonesia terkait nilai-nilai pribadi, nilai yang berlaku di masyarakat dan nilai-nilai yang diharapkan.
Hasil survei tersebut, tambah Alissa, mengungkapkan bahwa bertanggungjawab, adil, dapat dipercaya, hidup sederhana, menghormati orang tua dan kejujuran menjadi nilai-nilai pribadi para responden.
Namun, ujarnya, nilai yang berlaku di masyarakat menurut para responden antara lain birokratis, aturan berbelit-belit dan korupsi.
Menurut Alissa, antara nilai pribadi dan nilai yang ada di masyarakat sangat bertolak belakang, sehingga terjadi entropi budaya di Indonesia dengan nilai 42%, yang berpotensi menghambat proses pembangunan anak bangsa.
Alissa berpendapat, bangsa Indonesia harus segera melakukan transformasi sosial untuk mewujudkan nilai-nilai yang diharapkan bangsa ini.