Akbar juga menjabarkan beberapa tips dalam menghadapi media dikala isu melanda, antara lain: memonitor percapakan yang ada di sosial media, menyiapkan juru bicara untuk media dan menyiapkan informasi secara tertulis atau dalam jumpa pers. Tak hanya itu, ia memberi saran untuk berelasi baik dengan media.
Hal ini ia pandang penting karena public relations membutuhkan media untuk menyampaikan informasi secara cepat dan akurat terhadap publik di saat krisis. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan apa yang ia sebut teknik “warung kopi”, bertemu dengan wartawan di sesi santai.
Firsan Nova mengakhiri diskusi dengan pentingnya memiliki berbagai alternatif, dari yang manis sampai yang pahit di dunia public relations. Ia berpandangan bahwa dengan memiliki berbagai macam alternatif, hal ini akan meningkatkan keberuntungan kita dalam menghadapi suatu isu.
Kegiatan diskusi buku PR Crisis ini mengundang diskusi-diskusi menarik dan menyiapkan untuk menghadapi krisis-krisis public relations yang pasti ada di masa depan.