Selasa 15 Jun 2021 13:52 WIB

China Bantah NATO: Kami tidak Menimbulkan Ancaman

Presiden Biden telah mendesak pemimpin NATO untuk menentang otoritarianisme China.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Bendera China.
Foto: ABC News
Bendera China.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Misi China untuk Uni Eropa mendesak NATO pada Selasa (15/6) untuk berhenti membesar-besarkan teori ancaman China. Hal itu diungkapkan setelah para pemimpin NATO memperingatkan bahwa China telah menghadirkan tantangan sistemis.

Para pemimpin NATO pada Senin (14/6) telah mengambil sikap tegas terhadap Beijing pada pertemuan puncak pertama dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Presiden Biden telah mendesak pemimpin NATO untuk menentang otoritarianisme China dan kekuatan militernya yang meningkat.

Baca Juga

“Ambisi dan perilaku tegas China menghadirkan tantangan sistemik bagi tatanan internasional berbasis aturan, dan area yang relevan dengan keamanan aliansi,” kata para pemimpin NATO.

China mengatakan, pernyataan NATO telah memfitnah yang selalu berkomitmen untuk melakukan pembangunan secara damai. Hal itu menunjukkan mentalitas Perang Dingin. 

"Kami tidak akan menimbulkan tantangan sistemik kepada siapa pun, tetapi jika ada yang ingin mengajukan tantangan sistemik kepada kami, kami tidak akan tetap acuh tak acuh," ujar pernyataan misi China. 

Pertemuan negara-negara G7 di Inggris menyinggung China atas pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Xinjiang. Mereka juga menyerukan Hong Kong untuk menjaga otonomi tingkat tinggi, dan menuntut penyelidikan penuh tentang asal-usul virus corona di China.

Kedutaan Besar China di London mengatakan, menentang tuduhan pelanggaran hak asasi manusia atas Xinjiang, Hong Kong, dan Taiwan. China mengatakan, negara Barat telah memutarbalikkan fakta dan mengungkap niat jahat dari beberapa negara, seperti Amerika Serikat. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement