Sementara itu, ghafur--- dalam banyak derivasinya lebih merujuk kepada dosa-dosa yang akan terus abadi dalam buku catatan amal manusia, namun karena Allah yang Maha Ghafur mengampuni, maka Allah mengampuni segala salah dan khilaf manusia tersebut.
Bukan hanya mengampuni pasca hamba tersebut berbuat dosa, saking luar biasa baiknya Allah, Allah pun ‘menutupi’ dengan sempurna, aib-aib seluruh manusia. Dengan demikian, gha-fa-ra yang secara Bahasa menutupi, berarti—Allah ialah Tuhan yang Maha Menutupi aib-aib seluruh manusia.
Jadi, dimana perbedaan ‘afuwwun dan ghafur?
Kembali ke makna dasar ayat, ‘afuwwun ialah Maha Belas Kasihnya Allah, Maha Pemaafnya Allah, maka hanya Dialah yang maha memaafkan orang-orang yang memohon maaf pada-Nya. Bukan hanya memaafkan, Allah pun akan menganugerahi maaf-Nya yang tiada batas kita semua hingga bersih dari catatan khilaf dan dosa di hadapan pengadilan Allah Swt kelak.
Sementara al-Ghafur?
Ghafur—Allah yang Maha Pengampun, tidak hanya mengampuni dosa-dosa hambanya yang memohon ampun, tapi juga menutupi dengan sempurna aib-aib seluruh manusia. Jika saja satu aib bisa tertanda dengan satu titik di wajah, maka berapa titik yang diperlukan untuk menghias wajah?