Jumat 29 Jan 2021 16:04 WIB

Cara Efektif Melakukan Penelitian di Masyarakat

Tak semua hal dapat dijadikan topik penelitian.

Pelatihan dosen-dosen Fikom Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (UBJ) metodologi penelitian sosial kepada Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI) Jakarta Barat di Jakarta, Jumat, 22 Januari 2020.
Foto:

Dalam menyusun penelitian, perlu diingat rumus 5W+1H, yakni What, Why, Who, When, Where, dan How. Pada What, hal yang harus diputuskan adalah menentukan isu apa yang hendak diteliti. Dalam konteks SPRI, isu yang hendak diteliti ini harus bersentuhan langsung maupun tidak langsung kepada anggota SPRI.

Pada Why, yakni menentukan alasan melakukan penelitian, yakni apakah SPRI ingin mencari hubungan misalnya melihat pengaruh kebijakan, memberikan gambaran masyarakat miskin kota, atau rekomendasi kebijakan (policy recomendation). Pada Who, siapa sasaran respondennya? Apakah SPRI akan meneliti anggota SPRI saja atau bukan anggota SPRI juga?

Pada When, kapan penelitian akan dilakukan? Dalam hal ini, SPRI sebagai anggota organisasi masyarakat bisa melakukan dua langkah dalam menentukan kapan akan melakukan penelitian. Pertama, seketika dilakukan sebagai bentuk respons terhadap isu yang berkembang. Kedua, penelitian sebagai agenda rutin.

“Pada merespons isu, perlu ada pemetaan isu mana yang hendak direspons menggunakan penelitian. Sementara sebagai agenda rutin, penelitian sebagai update kondisi dinamika Jakarta yang datanya bisa menjadi masukan kebijakan di DKI,” kata Prasojo.

Pada Where, perlu ditentukan di mana lokasi penelitian. Apakah sesuai domisili anggota SPRI atau di luar anggota SPRI. Terakhir, pada How, bagaimana kegiatan pengumpulan datanya, apakah menggunakan survei atau teknik pengumpulan data lain.

Ketika 5W+1H sudah terjawab maka peneliti perlu menetapkan sifat penelitian (deskriptif, studi kasus, ex post facto, atau research & development), tujuan penelitian, manfaat penelitian. Langkah selanjutnya, yakni tahapan penelitian yang diawali dengan mendefinisikan masalah. Pada bagian ini, peneliti harus mampu menjelaskan masalah penelitiannya.

Kemudian, merancang penelitian. Ini menjadi sesuatu yang penting karena terkait dengan siapa yang akan ditanya atau respondennya dan berapa lama penelitian dilakukan. Lalu, tinjauan literatur.

“Setiap penelitian harus ada bacaan, hasil penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan oleh orang lain. Ini perlu dijadikan kewajiban: membaca bagian yang penting dalam menentukan sebarapa besar pengaruh penelitian,” kata Prasojo.

Setelah proses di atas sudah selesai maka peneliti dapat melakukan pengumpulan data misalnya melakukan survei. Proses-proses berikutnya adalah melakukan tabulasi data, membuat kesimpulan atas data, menganalisa data, dan membuat interpretasi data.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement