Rabu 09 Dec 2020 07:36 WIB

5 Top Pabrikan Otomotif 2020, Toyota Geser Volkswagen

Toyota menggeser Volkswagen di posisi puncak pada 2020.

Toyota

Renault-Nissan-Mitsubishi Alliance

Meski sempat diguncang banyak isu, mulai dari penyelewengan keuangan oleh bos aliansi Carlos Ghosn hingga kabar perpecahan aliansi, grup otomotif gabungan Prancis-Jepang ini masih menunjukkan performa yang relatif kuat.

Pada sembilan bulan pertama 2020, di tengah hantaman pandemi corona terhadap industri, Renault-Nissan-Mitsubishi masih mencatatkan penjualan sekitar 5,52 juta kendaraan. Berbagai langkah efisiensi yang dijalankan Nissan lumayan efektif untuk mempertahankan keberlangsungannya setelah sepeninggal Ghosn.

Dari penjualan sembilan bulan pertama 2020 itu, Nissan memberikan kontribusi 2.863.192 unit, Renault 2.063.358 unit, sedangkan Mitsubishi dalam kisaran 600-an ribu unit.

Nissan, yang menutup pabriknya dan memutuskan hengkang dari Indonesia sekitar Mei 2020, pada paruh pertama tahun fiskal 2020 yang berakhir 30 September lalu melaporkan pendapatan bersih konsolidasi 3,09 triliun yen dan rugi bersih 330 miliar yen.

Nissan berupaya untuk meningkatkan kualitas penjualan dengan berfokus pada penjualan eceran, menurunkan insentif dan meningkatkan pendapatan per unit, mengurangi tingkat persediaan antara Nissan dan diler, dan mengurangi biaya tetap dan mengoptimalkan biaya di seluruh operasi bisnis.

Di Indonesia, Nissan akan mengandalkan mitranya Mitsubishi dalam kerja sama produksi, khususnya untuk Livina yang secara spesifikasi dan desain nyaris sama persis Mitsubishi Xpander.

Bagaimanapun, Nissan bersama Renault dan Mitsubishi masih kuat secara performa penjualan, meskipun pabrikan ini termasuk yang paling terpukul dalam dua tahun terakhir, terlebih dalam masa pendemi corona.

General Motors

Di posisi keempat ada General Motors (GM). Pabrikan Amerika Serikat yang membawahi merek Chevrolet, Buick, GMC, Cadilac, Holden, serta Baojun dan Wuling di China ini membukukan penjualan sembilan bulan pertama 2020 sebanyak 4.716.449 unit, turun 17 persen dibanding periode sama 2019.

Dari total penjualan itu, merek Chevrolet berkontribusi hingga 2,28 juta unit, kemudian Wuling 725.130 unit, GMC 424.215 unit, dan selebihnya adalah porsi untuk Buick, Holden, Baojun, dan Cadilac.

Dengan kondisi pasar yang mulai pulih, merek Buick dan Cadillac menunjukkan kinerja kuat, dengan penjualan meningkat masing-masing 26 persen dan 28 persen pada kuartal ketiga 2020. Kendaraan listrik mini Wuling Hong Guang menjadi yang terlaris untuk model EV di China, dan Buick memulai penjualan SUV VELITE 7 all-electric dan VELITE 6 plug-in hybrid pada kuartal ketiga.

Dalam lima tahun ke depan, lebih dari 40 persen model baru GM di China nantinya merupakan kendaraan energi baru. Di Amerika Selatan, GM menjual hampir 123.000 kendaraan dan Chevrolet Onix adalah yang terlaris di wilayah tersebut.

Grup Hyundai

Di urutan kelima, ada Grup Hyundai yang juga membawahi Kia, yang cukup konsisten mengikuti perkembangan pasar dengan cukup masih merilis model-model baru termasuk model listrik.

Grup Hyundai dalam sembilan bulan pertama 2020 mencatatkan penjualan global 4.468.342 unit. Porsi untuk Kia sebanyak 1.864.137 unit, turun 10,3 persen dibanding periode sama 2019. Sedangkan Hyundai 2.604.205 unit, terkoreksi 19,4 persen.

Untuk mengatasi lingkungan bisnis yang merugikan akibat pandemi, perusahaan berencana untuk menjaga profitabilitas dan daya saing dengan model-model baru perintis, sambil mengoptimalkan kapasitas produksi untuk mengatasi pemulihan permintaan pasar.

Lebih lanjut, Kia akan melanjutkan upaya manajemen risikonya untuk meminimalkan dampak COVID-19 terhadap bisnis dan pelanggannya. Perusahaan menerapkan berbagai skema untuk mendukung pelanggan, seperti meluncurkan model baru secara online.

Terlepas dari lingkungan bisnis yang sulit, Kia akan terus fokus untuk mewujudkan strategi 'Plan S'. Di bawah Plan S, perusahaan bertujuan untuk secara proaktif memperkenalkan 11 kendaraan listrik baterai dan meningkatkan margin keuntungan operasinya menjadi 6 persen pada tahun 2025.

Sementara Hyundai mengatakan akan terus mengelola risiko secara proaktif dan meminimalkan dampak bisnis COVID-19. Perusahaan telah menerapkan berbagai langkah untuk menjaga pelanggannya, seperti memperpanjang masa garansi, dan meluncurkan model baru secara online. Pada September, Hyundai meluncurkan 'Channel Hyundai', sebuah aplikasi interaktif untuk konsumennya berbelanja mobil dengan cara baru di era COVID-19.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement