Saturday, 18 Syawwal 1445 / 27 April 2024

Saturday, 18 Syawwal 1445 / 27 April 2024

Pilkada 2020, Indonesia Bisa Belajar dari Pilpres AS

Kamis 05 Nov 2020 19:47 WIB

Rep: Mimi Kartika / Red: Ratna Puspita

Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini

Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini

Foto: Republika/Mimi Kartika
Pemilu adalah sarana terbaik mengevaluasi kinerja kepemimpinan politik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini, menilai Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) memperlihatkan gerakan politik warga yang sangat baik. Menurut dia, Indonesia dapat belajar dari pelaksanaan Pilpres AS.

Sebab, ada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 serentak di 270 daerah di Tanah Air. "Bahwa pemilu adalah sarana terbaik untuk mengevaluasi kinerja kepemimpinan politik yang ada," ujar Titi kepada Republika, Kamis (5/11).

Baca Juga

Ia mengatakan, penting untuk dicatat soal pentingnya menjadi pemilih yang menyaring informasi dengan baik. Dengan demikian, banyaknya berita dan informasi yang bertebaran tidak membuat pemilih mudah terprovokasi atau terperdaya hasutan.

Ia mengingatkan, masyarakat perlu menyadari, polarisasi yang membelah karena muatan politik identitas sangat bebahaya bagi demokrasi. Sebab dampaknya akan terus dirasakan meski pemilunya sudah selesai.

Karena itu, Titi mendorong para aktor politik yang berkompetisi dapat menjadi contoh yang baik bagi warganya dengan menghadirkan proses pemilihan yang benar-benar mendidik dan demokratis sehingga pemilu bisa menjadi sarana integrasi warga. Selain itu, lanjut dia, Indonesia dapat belajar mengenai kondisi Covid-19 yang disikapi dengan tawaran kebijakan oleh para kandidat secara masif kepada pemilih. 

Pemilih dapat memahami apa yang calon pemimpin mereka lakukan untuk memulihkan dampak krisis akibat pandemi Covid-19 ini. "Hanya saja kampanye di AS juga terbelah antara Trump dan Biden khususnya soal protokol kesehatan. Trump tidak terlalu disiplin dan akhirnya malah positif terinfeksi virus corona," kata Titi.

Karena itu, menurut dia, mestinya para pasangan calon Pilkada 2020 tidak abai pada kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Sebab, calon presiden AS, Donald Trump yang menyepelekan Covid-19 justru terpapar virus corona.

Kemudian, Titi mencontohkan kampanye yang dilakukan pesaing Trump, Joe Biden. Mantan Presiden AS, Barack Obama melakukan kampanye melalui sambungan telepon kepada calon pemilih agar mereka menjatuhkan suaranya untuk Biden.

Titi mengatakan, kehadiran Obama yang cukup aktif berkampanye memperlihatkan krusialnya Pilpres 2020 ini bagi eksistensi Partai Demokrat dan masa depan AS dalam pandangan Obama. Sebab, kampanye telepon tidak lazim dilakukan di AS, karena biasanya mantan presiden tidak sibuk mengurusi politik, melainkan aktif dalam kegiatan sosial.

"Cara Obama menjangkau warga merupakan strategi yang memperlihatkan kuatnya ideologi politik yang dibawa. Para politiskus kita saya kira bisa belajar soal ini dari politik Amerika," tutur Titi.

Ia melanjutkan, tentu kondisi sosiokultural Indonesia dan AS berbeda, terutama soal penggunaan telepon politik untuk berkomunikasi langsung dengan pemilih. Namun, cara tersebut dalam bentuk yang berbeda juga bisa dilakukan oleh para tokoh politik dalam mempersuasi para pendukungnya untuk memilih pasangan calon yang diusung.

Misalnya, melalui penggunaan media sosial ataupun secara konsisten membangun dialog dan komunikasi dengan warga. Hal ini menjadi bagian konkret dari pendidikan politik yang hadir dan mengedukasi warga dengan cara-cara yang bermartabat. 

Titi meyakini upaya demikian bisa menumbuhkan dan menguatkan kembali kepercayaan masyarakat pada aktor-aktor politik maupun partai yang mengusungnya. Pemilih pun dapat menilai sendiri komitmen para pasangan calon maupun aktor politik untuk memimpin daerah.

"Efektif tidaknya bergantung pada konsistensi calon dan pendukungnya dalam mengawal isu yang mereka bawa selama masa kampanye. Dengan demikian pemilih bisa melihat kesungguhan komitmen politik mereka," jelas Titi. 

 
 

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler